TASIKMALAYA, RADARTASIK.ID – Bandara Wiriadinata di Kota Tasikmalaya direncanakan kembali membuka layanan penerbangan komersial tahun ini, setelah sebelumnya gagal bertahan karena kurangnya jumlah penumpang.
Pada pembukaan tahun lalu, maskapai Citilink hanya beroperasi selama tiga hari sebelum menghentikan layanan.
Tingginya harga tiket, yang dimulai dari Rp900.000, dan akses pemesanan yang konvensional menjadi beberapa alasan utama di balik kurangnya minat masyarakat.
Baca Juga:Kilas Balik Bandara Wiriadinata Tasikmalaya: Tiga Kali Dibuka, Tiga Kali Pula GagalUPI Tasikmalaya Latih Pemuda Sukajadi Jadi Content Creator dan Melek Digital
Warga Kota Tasikmalaya berharap bandara ini kembali dibuka dengan harga tiket yang lebih terjangkau dan sistem pemesanan yang lebih modern.
“Saya tahu bandara, dan saya juga pernah coba waktu dulu sebelum Covid. Tentunya sangat membantu ya, karena perjalanan dari Tasik ke Jakarta kan cukup lama. Setelah ada pesawat kan lumayan mempersingkat cuma 45 menit. Cuma sayang, setelah Covid ke sini sempat dibuka lagi, sampai sekarang setahu saya belum operasi lagi. Dan tentunya harapannya dibuka kembali dengan fitur yang sama saat Covid. Pembelian bisa online,” kata Andri (38), warga Indihiang.
Warga lainnya, seperti Aisyah (57) dari Cihideung, menegaskan keberadaan bandara masih diperlukan bagi masyarakat. Karena itu ia berharap pemerintah mengaktifkan kembali bandara tersebut namun dengan tata kelola yang lebih baik agar tidak gagal lagi. Terutama masalah harga tiket pesawat yang menurutnya harus lebih terjangkau, agar semua warga bisa mencobanya.
“Masih diperlukan. Alasannya untuk kebutuhan masyarakat banyak. Di Tasik juga harus ada bandara meskipun belum seberapa jalan. Belum diaktifin bener-bener padahal itu juga kan kebutuhan ya,” ungkapnya.
Hal serupa diungkap Arya Eka (27). Menurutnya transportasi udara di wilayah Tasikmalaya atau pun Priangan Timur masih dibutuhkan. Hal itu dalam rangka mempermudah akses atau jangkauan orang dari luar ke Tasikmalaya dan sebaliknya.
“Kalau kita melihat dari Perpres Nomor 87 itu kan kita berbicara tentang percepatan infrastruktur ekonomi. Sebenarnya ketika kita melihat pada pembangunan khususnya daerah Selatan di Priangan Timur, itu dirasa dibutuhkan. Karena berbicara tentang pergerakan ekonomi hari ini, untuk akses transportasi yang lebih mudah dan murah,” katanya.