Secara fisik, N tidak mengalami cedera serius dan masih dapat beraktivitas secara normal, namun secara psikologis, N mengalami kecemasan, kegelisahan, serta trauma ringan yang terutama terkait dengan ingatan tentang demonstrasi.
Ipa juga menambahkan bahwa sorotan publik dan banyaknya atensi di media sosial turut mempengaruhi kondisi mental N.
Ipa, yang menerima aduan dari N pada hari kejadian, segera memberikan pendampingan dan membantu N dalam mendapatkan advokat.
Baca Juga:Danyon D Pelopor Satbrimob Iyus Ali Yusuf Dicopot Imbas dari Unjuk Rasa Aktivis HMI Cabang Tasikmalaya?Pembangunan IKN: Cerminan Visi Jangka Panjang Indonesia yang Inklusif
”Ini bukan hanya masalah korban anak HMI Kota Tasik, tapi ini adalah masalah kebebasan berpendapat untuk menyampaikan aspirasi yang sudah dicederai oleh aparat,” ungkapnya kepada Radartasik.id, Rabu.
Ipa juga menyentil DPRD Kota Tasikmalaya yang seharusnya turut merasa prihatin dan bertanggung jawab atas insiden tersebut.
Dia menekankan bahwa aksi pada Selasa, 3 September 2024, adalah upaya mahasiswa untuk menyampaikan aspirasi kepada wakil rakyat, namun malah berujung pada konfrontasi dengan aparat.
Ipa mempertanyakan sikap DPRD dan eksekutif yang tampak diam atas kejadian ini, menyatakan bahwa seharusnya ada pihak yang peduli dan bertanya mengenai kondisi korban, serta menyesalkan tindakan yang terjadi di lapangan. (red)