TASIKMALAYA, RADARTASIK.ID – Kasus bongkahan tembok yang jatuh menimpa mahasiswa baru di Kampus Universitas Perjuangan (Unper) Tasikmalaya bukan persoalan sederhana. Peristiwa yang mengakibatkan korban meninggal itu dinilai berkaitan dengan kondisi kelayakan bangunan gedung.
Hal itu diungkapkan Ketua Angkatan Muda Pembaharuan Indonesia (AMPI) Kota Tasikmalaya Asep Azwar Luthfi. Dia menyesalkan proses orientasi kampus yang sampai memakan korban jiwa. “Sangat disayangkan, karena seharusnya kampus menjadi tempat aman untuk belajar,” ungkapnya kepada Radar, Selasa (3/9/2024).
Sebagaimana diketahui, insiden itu mengakibatkan mahasiswa baru Rega Haikal Faturrahman meninggal dunia. Korban lainnya yakni M Kasbi Rabbani yang juga mengalami hal serupa dan mengalami luka di bagian kepala dengan 17 jahitan.
Baca Juga:Kasus Meninggalnya Mahasiswa Baru Universitas Perjuangan Tasikmalaya Diselidiki Polisi, Bakal Ada Tersangka?Ada 2 Orang! Kandidat Pilkada Kota Tasikmalaya 2024 Dilantik Jadi Anggota DPRD
Setiap kejadian memang merupakan takdir, apalagi hal tersebut sudah terjadi. Kendati demikan segala sesuatu tidak terjadi dengan sendirinya. “Kan pasti ada sebab akibat, kenapa tembok iti bisa rusak,” terangnya.
Dari peristiwa ini, lanjut Asep Azwar, gedung yang temboknya rusak dan mencelakai mahasiswa baru tersebut dimungkinkan bermasalah. Sehingga temboknya bisa rusak dan bongkahannya menimpa mahasiswa. “Kalau tidak bermasalah, seharusnya aman dong,” katanya.
Dia pun mempertanyakan perizinan dari bangunan tersebut, sudah sesuai prosedur atau tidak. Dikhawatirkan konstruksi dan perizinannya memang tidak selesai. “Bangunan itu SLF-nya (Sertifikasi Laik Fungsi) ada nggak, jangan-jangan enggak ada,” katanya.
Di samping itu, pihak kampus juga harus bertanggung jawab atas kejadian ini. Tidak hanya mengurusi pengobatan korban di rumah sakit dan prosesi pemakaman yang meninggal. “Persoalannya tidak selesai di situ,” ucapnya.
Perlu ada penelusuran lebih lanjut dan evaluasi mengenai konstruksi bangunan gedung tersebut. Supaya, peristiwa tersebut akan terulang kembali menimpa mahasiswa lainnya. “Jangan sampai ada kejadian lagi yang memakan korban,” imbuhnya.(rangga jatnika)