TASIKMALAYA, RADARTASIK.ID – Politeknik Kesehatan (Poltekkes) Kemenkes Tasikmalaya membantu melatih kader kesehatan untuk melakukan pijat perineum sebagai strategi dalam mengatasi masalah ruptur perineum yang sering terjadi pada ibu saat persalinan.
Kematian ibu akibat komplikasi selama kehamilan dan persalinan merupakan isu serius, dengan sekitar 529.000 wanita meninggal dan 10 juta lainnya mengalami penyakit dan infeksi setiap tahun.
Di Indonesia, perdarahan postpartum menyumbang 40 persen dari total kematian ibu, dengan atonia uteri sebagai penyebab utama.
Baca Juga:Prodi Linguistik Terapan FBSB UNY Ubah Tantangan Jadi Peluang: UMKM DIY Bersiap Go GlobalPolbangtan Kementan Dorong Pompanisasi di Cileungsi, Harapan Baru untuk Peningkatan Produksi Padi Indonesia
Selain itu, robekan pada perineum, atau ruptur perineum, juga menjadi faktor signifikan dalam perdarahan.
Di Puskesmas Cibeureum Kota Tasikmalaya, data dari tahun 2022 menunjukkan bahwa dari 669 ibu hamil, sebanyak 61 orang mengalami ruptur perineum, yang berarti sekitar 10 persen dari ibu bersalin mengalami kondisi ini.
Wawancara dengan bidan setempat mengungkapkan bahwa belum ada upaya sistematis untuk mencegah ruptur perineum sebelum persalinan.
Sebagai bagian dari upaya untuk mengurangi kematian ibu di Kota Tasikmalaya, Dosen Jurusan Kebidanan Politeknik Kesehatan Kemenkes Tasikmalaya melaksanakan program pengabdian masyarakat pada 22 Agustus 2024.
Program ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan kader kesehatan dalam mencegah ruptur perineum di wilayah kerja Puskesmas Cibeureum.
Tim pengabdian terdiri dari Hj Sri Gustini SST MKeb, Uly Artha Silalahi SST MKeb, serta Nurasmah Asrulah M SST SKM dan didukung oleh mahasiswa Program Studi Kebidanan dari Politeknik Kesehatan Kemenkes Tasikmalaya, yaitu Sri Ainun Khoirinnisa, Risma Melati Putri, Thania Livia Kamila, dan Sonya.
Acara ini dihadiri oleh Bidan Koordinator Puskesmas Cibeureum, Santi Hasanah STr Keb, dan Kepala Puskesmas Cibeureum Kota Tasikmalaya, Drg Titin Hajari.
Baca Juga:Wisuda Nasional Polbangtan dan PEPI: Mencetak Generasi Pembaharu Pertanian IndonesiaIngin Untung Besar? bank bjb Tawarkan Kupon Menggiurkan di Sukuk Ritel SR021
Ketua tim pengabdian Hj Sri Gustini SST MKeb menyatakan bahwa pengabdian ini bertujuan untuk mencegah terjadinya ruptur perineum melalui pemijatan perineum.
Metode ini dilakukan pada area perineum, yaitu bagian antara vagina dan anus. Pijat perineum, yang disarankan dilakukan setiap hari selama 5-10 menit dalam 5-6 minggu terakhir kehamilan, dapat membantu jaringan di sekitar perineum menjadi lebih elastis.
”Pijat perineum selama kehamilan membantu jaringan di sekitar perineum menjadi lebih elastis,” katanya kepada Radartasik.id, Selasa, 3 September 2024.