Dirinya pun menegaskan bahwa persoalan yang terjadi bukan karena kesalahan Ivan sebagai kandidat, namun menurutnya ada masalah di internal PPP. Meskipun dirinya tidak mengetahui apa yang menghambat keluarnya SK untuk Ivan. “Mohon maaf, problemnya itu di internal PPP,” katanya.
Jika mengacu pada Peraturan Organisasi (PO), Zenzen menuturkam bahwa kandidat yang mendapat SK adalah yang melalui proses mekanisme. Dari mulai rekomendasi DPC ke DPW dan diteruskan ke DPP. “Yang diproses sejak awal itu hanya satu orang, pak Ivan,” ucapnya.
Penentuan SK pun regulasinya merupakan hasil musyawarah 3 pimpinan di 3 tingkatan, DPC, DPW dan DPP. Namun realitanya, belum pernah ada rundingan ketiga pimpinan tersebut. “Di PO 13 itu real harus keputusan 3 Pimpinan, DPP, DPW dan DPC,” katanya.
Baca Juga:Bawaslu Bakal Pelototi Event TOF Hari Jadi Kota TasikmalayaPaguyuban Becak: Milih Nu Ngalaman Bukan Nu Ngalamun, Yusuf-Hendro Daftar ke KPU Kota Tasikmalaya!
Jika mengacu pada PO, SK semestinya dinerikan kepada Ivan Dicksan-Dede Muharam sesuai pengajuan DPC. Pasalnya tidak ada kandidat lain yang diproses sebagaimana mekanisme organisasi.
Maka dari itu pihaknya pun bingung soal apa yang menghambat SK itu keluar. Disinggung SK itu diberikan kandidat lain di mana Hj Nurhayati oun mendaoat surat tugas, dia menegaskan bahwa DPP belum memberikan konfirmasi apapun. “Sampai jam ini belum ada keputusan,” terangnya.
Mengingat kondisi saat ini, pihaknya pun berbesar hati menerima Ivan-Dede maju tanpa SK PPP. Karena dia dan rekan-rekannya pun tidak ingin menjadi penghambat perjalanan politik yang sedang dijalani. “Jangan sampai terhambat, kami juga tidak mau (jadi penghambat),” ucapnya.
Bahkan meskipun PPP tidak menjadi bagian dari koalisi, hubungan silaturahmi akan tetap dijalin. Bahkan tetap ikut mendukung pasangan Ivan Dicksan – Dede Muharam. “Sebagai tanggung jawab moral, kami tetap membwrsamai sampai ujung,” ucapnya.
Disinggung ketika ada instruksi yang bertolak belakang dari DPP, menurutnya hal itu konteks berbeda. Karena dukungan dia dan rekan-rekannya didasari karena hubungan personal, bukan atas nama organisasi. “Tidak membawa embel-embel partai,’ imbuhnya.(rangga jatnika)