TASIKMALAYA, RADARTASIK.ID – Politisi senior Kota Tasikmalaya Drs H Budi Budiman menyatakan mundur dari PPP. Dirinya mengaku kecewa dengan DPP PPP yang dinilai tidak konsisten dengan aturan organisasi berkenaan Pilkada 2024.
Hal itu disampaikan H Budi Budiman kepada Radartasik.id, dia menegaskan mundur dari jabatan sebagai Dewan Pertimbangan sekaligus Ketua Desk Pilkada DPC PPP. Hal ini seakan jadi akhir pengabdiannya sebagai kader PPP sejak tahun 2005 silam. “Saya mundur, terhitung mulai hari ini, 28 Agustus 2024,” ungkapnya kepada Radar.
Alasannya, H Budi menilai DPP sudah mersikap tidak fair dalam proses menerbitan SK pencalonan untuk Pilkada Kota Tasikmalaya. Di mana sejak awal hanya Ivan Dicksan yang menjalankan proses sebagaimana ketentuan di Peraturan Organisasi (PO) nomor 13. “Tapi kan kemarin dua hari kita di sana (DPP) tidak ada konfirmasi sama sekali,” ucapnya.
Baca Juga:Kepengurusan Diambil Alih, H Agus Wahyudin Jadi Karteker Ketua DPC PPP Kota TasikmalayaIvan-Dede Bakal Tetap Daftar ke KPU Bersama atau Tanpa PPP di Pilkada Kota Tasikmalaya
Sampai akhirnya, DPP mengeluarkan SK untuk pasangan Nurhayati-Muslim. Hal itu menurutnya sudah menunjukan DPP bermasalah. “PO nomor 13 itu kan dari DPP, ko malah DPP sendiri yang melanggarnya,” ujarnya.
H Budi pun menilai PO dan struktur organisasi di tingkat daerah tidak sama sekali tidak dianggap dalam proses penjaringan calon. Maka dari itu dirinya memilih mundur setelah menjadi kader PPP selama hampir 20 tahun. “DPC dan Desk Pilkada sama sekali tidak dihargai,” ucapnya.
H Budi tidak mempersoalkan Hj Nurhayati yang juga kader mendapatkan SK dari PPP. Namun dia menyesalkan proses yang dilakukan DPP yang tidak sesuai aturan. “Kalau dengan bu Nurhayati saya enggak ada masalah, yang saya sesalkan itu soal mekanisme dari DPP,” katanya.
Sebagaimana diketahui, H Budi Budiman sejauh ini merupakan satu-satunya kader PPP yang berhasil menduduki kursi eksekutif. Di mana dirinya dua kali memenangkan Pilkada Kota Tasikmalaya di tahun 2002 dan 2017, menjadi wali kota.
Di masa itu pun PPP jadi partai yang mendominasi dengan raihan 10 kursi dalam dua kali Pileg di Kota Tasikmalaya. Sehingga lembaga eksekutif dan legislatif seakan dikuasai oleh partai berpambang Kabah.
Pasca mundur dari PPP, H Budi akan kembali fokus mengurus yayasan. Khusus di Pilkada, dirinya tetap akan konsisten memenangkan pasangan Ivan Dicksan dan Dede Muharam. “Ya saya konsisten, akan mendukung Ivan-Dede,” pungkasnya. (rangga Jatnika)