BOGOR, RADARTASIK.ID – Program pompanisasi yang diterapkan di Desa Kutamekar, Kecamatan Cariu, Kabupaten Bogor, berhasil menunjukkan perkembangan yang menggembirakan.
Kelompok Tani Saluyu 1, yang dipimpin oleh Saepudin, berhasil memanfaatkan pompa air untuk meningkatkan produktivitas lahan pertanian mereka.
Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman menekankan bahwa situasi global saat ini tidak menentu, dengan sekitar 60 negara mengalami krisis pangan dan 900 juta penduduk dunia terdampak. Mentan mengingatkan agar krisis pangan tersebut tidak sampai terjadi di Indonesia.
Baca Juga:Dosen UPI Ajarkan Pemanfaatan AI dalam Pembelajaran Low Carbon di SMPN 1 Sukaraja Tasikmalayabank bjb Perluas Jaringan dengan Pembukaan Kantor Cabang Pembantu di Malang untuk Mendukung Ekonomi Lokal
Sesuai dengan arahan tersebut, Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP), Idha Widi Arsanti, menekankan pentingnya peran petani dan penyuluh dalam meningkatkan produksi padi nasional.
Salah satu caranya adalah melalui Perluasan Areal Tanam (PAT), yang diharapkan dapat meningkatkan luas panen dan produktivitas padi.
Dengan total luas lahan sebesar 43 hektar, Kelompok Tani Saluyu 1 berhasil menanam padi varietas unggul di 40,5 hektar lahan.
Dari luas tersebut, 40 hektar ditanami padi varietas Inpari 32, sementara 5.000 meter persegi lainnya ditanami padi varietas Inpari M70.
Lahan selebihnya digunakan untuk menanam kacang-kacangan sebagai bagian dari upaya diversifikasi tanaman.
Program pompanisasi yang diterapkan di kelompok tani ini menggunakan 15 pompa air, terdiri dari 11 pompa berbahan bakar gas (BBG) dan 4 pompa berbahan bakar minyak (BBM).
Setiap pompa dioperasikan dua kali dalam kurun waktu dua hari, dan mampu mengairi hingga 6 hektar lahan.
Baca Juga:bank bjb Borong Penghargaan OJK: Generasi Muda Indonesia Siap Jadi Ahli FinansialLakukan 4T Saat Melewati Persimpangan untuk Keselamatan Berkendara
Selama satu hari penuh operasional, setiap pompa membutuhkan 2 hingga 3 tabung gas dengan biaya sekitar Rp 75.000, atau 10 liter bensin dengan perkiraan biaya Rp 120.000.
Keberhasilan program ini tidak lepas dari dukungan pemerintah yang secara konsisten menyediakan fasilitas dan teknologi yang dibutuhkan oleh para petani.
Program pompanisasi ini adalah salah satu langkah pemerintah dalam meningkatkan produktivitas pertanian serta meningkatkan kesejahteraan petani di berbagai wilayah.
Dukungan pemerintah juga mencakup subsidi dan pelatihan yang membantu petani mengoperasikan teknologi pompa dengan lebih efisien.
Saepudin, Ketua Kelompok Tani Saluyu 1, menyatakan rasa syukur atas dukungan pemerintah yang memungkinkan mereka mengoptimalkan lahan dengan lebih baik. Program ini dinilai sangat membantu dalam meningkatkan hasil panen.