TASIKMALAYA, RADARTASIK.ID – Sepinya Pasar Cikurubuk menimbulkan pertanyaan. Apakah hal ini disebabkan oleh daya beli masyarakat yang lemah atau karena kalah bersaing dengan pasar modern dan toko online?
Beberapa pedagang berpendapat bahwa ada faktor lain mungkin menjadi penyebab.
Yaitu rekayasa kendali inflasi oleh pemerintah daerah melalui program pasar murah, hingga program bantuan sosial yang tidak merata dan hanya bersifat sesaat.
Seperti yang diungkapkan Dali (67), penjual gula di Pasar Cikurubuk. Ia mengatakan selain pasar murah, bantuan sosial (bansos) yang kini tak lagi diterima warga menjadi salah satu faktor penyebab menurunnya daya beli masyarakat.
Baca Juga:Demokrat Resmi Dukung Herdiat-Yana untuk Pilkada Ciamis 2024, Kotak Kosong Dipastikan Jadi LawannyaKiai Amin, Amanat Ulama dan Peluang Paket Injury Time di Pilkada Kota Tasikmalaya 2024!
“Mungkin karena paceklik, mungkin juga karena pengaruh bansos yang sudah gak pernah dapet. Otomatis, daya beli turun separonya mungkin. Karena pembelinya gak ada, ya barang juga jadi kurang. Gula juga begini, ada musim-musimnya. Kalau dagangan lagi banyak, ya banyak, tapi kalau sepi, ya sepi. Begitu juga dengan yang ngirim barang. Sama dengan pembeli,” katanya kepada Radartasik.id pada Selasa 27 Agustus 2024.
Ia juga mengungkapkan bahwa pendapatannya yang semula bisa mencapai Rp2.000.000 hingga Rp 3.000.000, kini hanya menjadi sekitar Rp1.000.000 dalam satu bulan.
“Gak tentu juga ya. Kalau lagi rame, mungkin bisa dapet 2 juta atau 3 juta. Sekarang, untuk mencapai sejuta aja rasanya berat. Mungkin turun 50%,” ujar pria yang sudah berjualan selama 10 tahun itu.
Iis (58), penjual beras, juga menyampaikan hal serupa. Menurutnya, bansos memiliki peran besar dalam perputaran uang di masyarakat, terutama mereka yang masih setia berbelanja ke pasar karena mencari harga yang lebih murah.
Khususnya bansos berbentuk uang, diperkirakan dapat membantu meningkatkan daya beli masyarakat di pasar rakyat.
Namun, ketika bansos berbentuk sembako, para pedagang di Pasar Cikurubuk hanya bisa ‘gigit jari’.
“Keadaan di sini, kalau ada bansos, gak pada beli, pasti sepi. Kalau panen raya sepi, kalau gak lagi panen terus gak keluar bansos, rame pengunjung,” kata Iis.
Baca Juga:Menanti Janji Kabag Pemerintahan Setda Kota Tasikmalaya soal Honor Sekretariat PPK!Lima Hari Jelang Pendaftaran, Nama Ivan Dicksan Menguat Dapat SK PPP di Pilkada Kota Tasikmalaya 2024!
Ia juga mengakui bahwa lesunya daya beli masyarakat di Pasar Cikurubuk mengancam keberlangsungan usahanya.