TASIKMALAYA, RADARTASIK.ID – Polemik penyelenggaraan Pekan Olahraga dan Seni Antar Madrasah Diniyah (Porsadin) berakhir islah. Hal itu setelah kedua pihak bersilaturahmi dan sepakat untuk tidak memperpanjang persoalan tersebut.
Pengurus Forum Komunikasi Diniyah Takmiliyah (FKDT) Kota Tasikmalaya menyambangi kediaman pengasuh Ponpes Faozan Paseh KH Ijad Noorzaman. Mereka pun menyampaikan permintaan maaf secara langsung sebagai bentuk itikad baik.
Setelah berdiskusi mengenai Porsadin, kedua pihak pun sepakat untuk berdamai dan melupakan persoalan tersebut. Bahkan Ketua FKDT Kota Tasikmalaya H Ahmad Sapei dan KH Ijad sempat bersalaman dan berpelukan.
Baca Juga:Kandidat Lain Apa Kabar? 2 Pasangan Sudah Terpaket di Pilkada Kota Tasikmalaya 2024Polisi Bakal Identifikasi Peta Kerawanan Konflik Pilkada Kota Tasikmalaya 2024
H Ahmad Sapei mengakui ada kekeliruan teknis di luar kompetisi sehingga peserta dari Kecamatan Cihideung terkena Walkover (WO). Namun secara teknis, kompetisi juga sudah selesai dan tidak memungkinkan untuk diulang. “Jadi ya saya datang ke sini untuk memohon maaf,” ungkapnya.
Pihaknya pun akan menjadikan persoalan kemarin sebagai bahan evaluasi. Supaya hal serupa tidak terjadi pada kegiatan Porsadin selanjutnya di Kota Tasikmalaya. “Ini jadi pengalaman dan akan diperbaiki,” ucapnya.
Pihaknya pun berterima kasih karena KH Ijad bisa memahami kondisi yang ada. Meskipun penawarannya agar Gisya akan diupayakan supaya bisa tanding di Porsadin tingkat provinsi. “Mudah-mudahan ini jadi pembelajaran juga untuk kami,” katanya.
Sejurus dengan itu, KH Ijad mengaku bisa menerima itikad baik dari pihak penyelenggara dan FKDT. Ibarat nasi yang sudah menjadi bubur, cukuplah persoalan di Porsadin kemarin jadi bahan pembelajaran. “Allah saja maha mengampuni dosa, apalagi saya, dan saya juga minta maaf apabila ada kata-kata yang kurang enak,” ucapnya.
Soal tawaran agar anak asuhnya bisa bertanding di Porsadin tingkat Provinsi, pihaknya memang menolak. Pasalnya dari awal tujuannya bukan itu, namun masalah profesionalisme dari penyelenggara. “Bukan soal lanjut ke provinsi atau bukan, tapi soal penyelenggaraan yang tidak profesional,” ucapnya.
Namun pihaknya mewanti-wanti agar penyelenggaraan Porsadin ke depannya bisa lebih baik. Di mana panitia bisa lebih profesional termasuk dalam mendistribusikan informasi kepada peserta. “Masa mau jatuh di lubang yang sama,” pungkasnya.(rangga jatnika)