Ia menjelaskan, bahwa menu PMT tersebut sebelumnya sudah diukur dan ditentukan oleh ahli gizi di Puskesmas Tamansari. Diantaranya mengukur kecukupan kalori, kandungan protein, hingga memastikan kesedapan rasa makanan.
PMT ini juga jadi program andalan menekan angka stunting di Kota Tasikmalaya. Selain mengandung double protein, menu masakan juga berbasiskan kearifan lokal.
“Kami PMT berbahan lokal, sumber energi protein berbasis lokal. Di sini lele, ikan mujair, dan dari telur yang digunakan setiap hari,” paparnya.
Baca Juga:Rekrutment CPNS Tahun Ini Lebih Senyap, BKPSDM: Kita Sekarang Ikut BKNMobil Plat Merah Ciamis Kedapatan Isi Pertalite, Netizen Langsung Bereaksi
“Setelah diolah diberikan ke distributor, kader. Langsung menyampaikan PMT ke sasarannya. Dilakukan pemantauan, google form untuk membuat laporan. Balita setiap minggu dikontrol, pertimbangannya, pertumbuhannya, kalau untuk ibu hamil satu bulan satu kali,” lanjut Yanti.
Ia dan anggota Pokmas tak bisa menjamin PMT ini mujur entaskan KEK pada ibu hamil. Kemungkinan KEK masih diidap bumil, akan tetap ada. Untuk itu, hasil pemantauan sangat penting.
Nantinya, jika LiLA tak kunjung bertambah, ibu hamil akan dirujuk ke Puskesmas untuk diperiksa lebih lanjut.
“Program ini mungkin tidak akan mulus seratus persen, ya. Ada yang tidak berhasil mungkin. Tapi kami jangkauannya memberikan perlakuan khusus kepada orang tersebut dengan melakukan pemeriksaan kedokteran, apakah tidak naiknya itu karena ada penyakit, atau metabolisme dalam penyerapan nutrisi tidak baik, itu akan terus dirujuk oleh kita. Nantinya bukan berupa makanan tambahan lokal seperti ini, tapia da dari puskesmas itu PMT makanan cair berupa susu,” lengkapnya. (Ayu Sabrina)