TASIKMALAYA, RADARTASIK.ID – Pada peringatan Hari Kemerdekaan Republik Indonesia, Sabtu, 17 Agustus 2024, sebuah kejadian heroik terjadi di Desa Leuwidulang, Kecamatan Sodonghilir, Kabupaten Tasikmalaya.
Reza Kusuma Nugraha, seorang siswa Madrasah Aliyah Swasta (MAS) Al-Rahman, melakukan aksi luar biasa dengan memanjat tiang bendera demi menyelamatkan prosesi pengibaran bendera merah putih.
Reza, yang lahir pada 6 Februari 2007, dengan penuh keberanian memutuskan untuk memanjat tiang bendera yang tidak stabil setelah tali pengait bendera terlepas dan meluncur ke puncak tiang.
Baca Juga:Refleksi Kemerdekaan di Era Digital: Bagaimana Teknologi Mengubah Cara Merayakan HUT RIDedi Mulyadi Siap Hadapi Kondisi Apa Pun di Pilgub Jabar 2024, Termasuk Kemungkinan Lawan Kotak Kosong
Aksi spontan siswa madrasah aliyah di Tasikmalaya ini dilakukannya tanpa ada instruksi dari siapa pun, didorong oleh rasa cinta yang mendalam terhadap tanah air dan simbol negara.
Camat Sodonghilir, Uu Saeful Uyun, menjelaskan bahwa insiden ini terjadi saat upacara pengibaran bendera di tingkat desa.
Ketika bendera mulai dikibarkan, tali pengait tiba-tiba terlepas dan meluncur ke atas tiang, yang menyebabkan prosesi pengibaran terhenti sejenak.
Namun, Reza tanpa ragu segera memanjat tiang tersebut untuk mengembalikan tali pengait ke posisi semula, sehingga upacara dapat dilanjutkan dengan lancar.
Menurut Uu, kejadian ini menunjukkan kecintaan Reza terhadap bendera merah putih. ”Alhamdulilah tadi banyak yang mengucapkan banyak terima kasih dan mendapatkan reward,” ungkapnya.
Kepala Desa Leuwidulang, Uhan SPdI, juga mengungkapkan kekagumannya terhadap keberanian Reza.
Menurut dia, saat tali pengait terlepas, Reza dengan inisiatif sendiri langsung memanjat tiang tanpa menunggu perintah. Tindakan ini mendapat apresiasi khusus dari pemerintah desa.
Baca Juga:Dedi Mulyadi Ingin Ubah Wajah Pelayanan Kesehatan Jabar, Komitmen Bangun RS Standar InternasionalSemangat Gotong Royong: Pelajaran dari Pahlawan untuk Memajukan Ekonomi di Era Globalisasi
Setelah upacara selesai, lanjut Uhan, Reza dipanggil ke depan untuk menerima penghargaan di hadapan seluruh peserta upacara. Selain itu, pihaknya juga memberikan sedikit hadiah uang sebagai bentuk apresiasi.
Penghargaan tidak hanya datang dari pihak desa, tetapi juga dari tamu undangan yang hadir dalam upacara tersebut.
Aksi Reza yang penuh keberanian ini tidak hanya menyelamatkan momen penting peringatan kemerdekaan, tetapi juga menjadi inspirasi bagi warga desa dan peserta upacara lainnya. (Ujang Nandar)