Pria yang juga ketua Asosiasi Pedagang Pasar Seluruh Indonesia di Kota Tasikmalaya itu menuding DKP3 cenderung ‘main aman’. Apalagi mengetahui bahwa data tersebut akan diserahkan ke Kementerian Pertanian Republik Indonesia.
“Apakah laporan dari dinas pertanian itu hanya untuk ‘main aman’? Seolah-olah di Kota Tasikmalaya tidak ada masalah. Saya punya hubungan langsung dengan Wamen (wakil menteri, red), jadi saya punya akses yang bisa dimanfaatkan. Saya sengaja mengundang mereka, dan belum tentu bisa secepat ini,” tambahnya.
Nandang juga menyayangkan sikap acuh pegawai yang dihubunginya ketika meminta data sawah tadah hujan. Ia telah mengirim pesan melalui aplikasi pesan instan namun tidak ada balasan.
Baca Juga:Bau Tidak Sedap dari Alokasi Rp 913 Juta untuk Seragam Linmas di Kota TasikmalayaPAN Warning Semua Kandidat di Pilkada Kota dan Kabupaten Tasikmalaya Siapkan Mental!
“Saya kirim pesan lewat WhatsApp, entah dibaca atau tidak. Soalnya tanda baca pesan itu tidak aktif atau bagaimana. Dari pihak kementerian juga merasa aneh, kok tidak punya data. Di Karanganyar, kemarau diperkirakan sebulan lagi, masyarakat biasanya kesulitan air dan langsung meminta bantuan air dari saya,” pungkasnya.
Sementara itu, Radar sempat mencoba menghubungi Plt Sekretaris Dinas Ketahanan Pangan, Peternakan, dan Pertanian (DKP3), Heru Susanto, melalui sambungan telepon. Namun tidak ada jawaban. Demikian pula dengan pesan yang dikirimkan kepada Kepala Bidang Pertanian, Anisa Kardiyati, tidak mendapatkan balasan. (Ayu Sabrina)