Dinas Ketahanan Pangan Disebut Lambat Berikan Data Sawah Tadah Hujan

sawah
sawah tadah hujan masih banyak di Kota Tasikmalaya. (ist)
0 Komentar

TASIKMALAYA, RADARTASIK.ID – Sawah tadah hujan saat ini menjadi lumbung kedua setelah sawah irigasi dalam memproduksi pangan, khususnya padi. Pentingnya pengembangan sawah tadah hujan semakin nyata mengingat banyak sawah irigasi yang telah beralih fungsi.

Sawah tadah hujan adalah jenis sawah yang pengairannya sangat bergantung pada hujan tanpa adanya bangunan irigasi permanen. Karena sangat tergantung pada curah hujan, lahan ini hanya memiliki tiga pola tanam, yaitu padi-padi, padi-palawija, dan padi-bera. Pola tanam padi-padi biasanya dilakukan di dekat aliran sungai.

Nandang Suryana, Ketua Tani Merdeka, mengaku kesulitan mendapatkan data sawah tadah hujan di Kota Tasikmalaya dari Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian, dan Perikanan (DKP3). Di saat yang sama, ia menerima tawaran bantuan untuk membuka sistem pengairan dari sungai yang potensial di Kelurahan Karanganyar, Kecamatan Kawalu, Kota Tasikmalaya pada pekan kemarin.

Baca Juga:Bau Tidak Sedap dari Alokasi Rp 913 Juta untuk Seragam Linmas di Kota TasikmalayaPAN Warning Semua Kandidat di Pilkada Kota dan Kabupaten Tasikmalaya Siapkan Mental!

Sebagai syarat administrasi, Nandang memerlukan data tertulis mengenai sawah tadah hujan. Namun sayangnya, DKP3 terlambat memberikan data tersebut kepadanya. Hal ini kemudian menimbulkan kecurigaan bahwa dinas tersebut sebelumnya tidak memiliki data itu.

“Waktu hari Jumat saya minta data ke kabid pangan, karena saya butuh data itu masuk rundown acara pada hari Sabtu. Ternyata saya tunggu-tunggu sampai malam, tidak ada. Sore harinya, saya hubungi teman-teman kelompok tani. Saya juga coba ke Pak Dedi RW di Karanganyar yang kebetulan ketua forum Karanganyar. Di sana, saya menemukan lahan dan potensi sungai yang bisa dimanfaatkan,” jelas Nandang kepada Radartasik.id, Selasa 13 Agustus 2024.

Nandang mengingat bahwa bantuan tersebut adalah upaya preventif yang bisa dilakukan selama periode El Nino hingga masa La Nina. Di Kelurahan Karanganyar, terdapat sekitar 20 lahan sawah tadah hujan dengan luas 50 hektare. Namun pada musim kemarau basah seperti sekarang tak bisa dimanfaatkan, lantaran sumber air terdekat berjarak sekitar 800 meter.

“Di Kecamatan Kawalu saja, saya sudah menemukan empat potensi air yang bisa mengairi lahan, dan itu semua bukan dari dinas. Data yang diberikan pagi-pagi itu pun dari PPL (petugas penyuluh lapangan, red), dan saya tidak tahu lokasi pastinya. Karena dua titik kemarin saja tidak sempat disurvei,” kata Nandang.

0 Komentar