TASIKMALAYA, RADARTASIK.ID – Munculnya kecurigaan terhadap proyek pengadaan komputer dan perangkat lainnya dengan anggaran Rp 30 Miliar merupakan hal wajar. Untuk menepis kecurigaan, pekerjaan perlu diinformasikan secara utuh.
Wakil Ketua Komisi IV DPRD Kota Tasikmalaya Ahmad Junaedi Sakan menilai banprov tersebut bikin gaduh karena tidak ada informasi utuh. Maka dari, Disdik harus menjelaskan secara detail bentuan untuk sekolah dasar tersebut. “Ini bisa semakin gaduh kalau tidak ada informasi utuh,” tuturnya.
Meskipun sudah disebutkan bantuan tersebut bukan hanya komputer saja, itu pun mash menggantung. Karena secara jumlah dan jenis barangnya masih menimbulkan tanda tanyam “harus jelas apa saja, jumlahnya berapa dan untuk sekolah mana saja,” tuturnya.
Baca Juga:Ada-Ada Saja Cerita di Pilkada Kota Tasikmalaya, Uang Bakal Calon Katanya Hilang di Jalan, Kok Bisa?Syarif Bastaman Sebut Kota Tasikmalaya Mirip Korea, Tapi Kebiasaan Penduduknya Berbeda
Jika ketidakjelasan ini dibiarkan, maka kecurigaan publik bisa semakin melebar. Pada akhirnya kondusivitas di Dinas Pendidikan (Disdik) sendiri akan terganggu. “Kasihan, yang repot nanti ya Disdik sendiri,” tuturnya.
Hal serupa juga diungkapkan aktivis dari Himpunan Mahasiswa Islam Indonesia, Ujang Amin. Dia menilai ada informasi yang belum utuh mengenai bantuan provinsi tersebut. “Segala hal yang menggantung, pasti menimbulkan tanda tanya, apalagi ini urusan uang Rp 30 miliar,” katanya.
Menurutnya perlu dibuka mengenai bantuan tersebut secara rinci kepada publik. Supaya Disdik tidak lagi dicurigai, bukan hanya menjelaskan bantuan komputer dan perlengkapan lainnya. “Komputernya seperti apa, terus set perlengkapan lainnya apa saja, jumlah unit masing-masingnya berapa, terus sekolah mana saja yang menerimanya,” ujarnya.
Pendidikan menurutnya meruoakan sektor yang paling harus dijaga, karena berurusan dengan masa depan generasi bangsa. Jangan sampai, program yang berjalan terhambat atau terganggu karena kesalahpahaman. “Kita pun pasti tidak menginginkan bantuan untuk sekolah yang sebenarnya tidak bermasalah jadi terhambat karena informasi yang tidak utuh,” pungkasnya.
Sebelumnya, Kabid Pembinaan Sekolah Dasar Disdik Kota Tasikmalaya Indra Risdianto menuturkam bahwa banprov senilai Rp 3 miliar bukan sekadar pengadaan komputer. Ada beberapa set perlengkapan lain seperti halnya layar digital sejenis smart TV ukuran besar yang harganya jauh lebih mahal dari komputer. “Sejenis layar digital, ukurannya besar,” ujarnya.