TASIKMALAYA, RADARTASIK.ID – Syarif Bastaman menilai bahwa Pilkada harus jadi momentum untuk peningkatan nilai, termasuk di Kota Tasikmalaya. Di mana Kota Resik ini harus bisa lebih baik dengan pemimpin yang baru.
Menurut Syarif Bastaman, masyarakat harus bisa memanfaatkan Pilkada ini agar bisa naik kelas. Salah satunya menentukan pemimpin baru yang mampu membawa Kota Tasikmalaya lebih maju. “Jangan sampai malah menjadi menurun nilainya,” ungkapnya dalam diskusi Diaspora Indonesia Untuk Kota Tasikmalaya di GCC Dadaha, Sabtu (10/8/2024).
Pihaknya tidak bermaksud mengarahkan kepada satu atau dia kandidat saja. Namun dia berharap siapa pun yang terpilih bisa meneruskan program-program positif yang sudah berjalan saat ini. “Siapa saja yang nanti terpilih,” terangnya.
Baca Juga:Hapus Penyebutan Sampah, Ubah Jadi Sisa Supaya DikelolaGowes Tasikmalaya-Pangandaran, Pernak-Pernik Merah Putih Melepas 679 Pesepeda Lodaya Siliwangi Ride 2024
Saat ini Pemkot sudah memiliki beberapa program dan gagasan untuk mengurai persoalan sampah. Dari mulai program paranje, budidaya maggot dan lainnya yang menurutnya perlu dilakukan secara konsisten dan serius. “Sampah dicacah jadi makanan maggot, terus disebar ke peternak, ini bisa digunakan tapi kalau ingin ada hasil harus ada upaya yang berkesinambungan,” ucapnya.
Sehingga pengelolaan sampah tidak hanya mengandalkan pemerintah. Karena jika program tersebut sudah betul-betul optimal, bukan persoalan sampah bisa selesai sekaligus mendorong ekonomi masyarakat. “Jadi penyelesaiannya menghasilkan income,” ucapnya.
Dengan kondisi saat ini, dia menilai Kota Tasikmalaya membutuhkan figur yang punya kemampuan manajerial. Sehingga program-programnya bisa terstruktur dan kaya akan gagasan. Butuh manager yang bersifat teknokratis, punya gagasan dan ide-ide cemerlang kalau mau plusnya,” katanya.
Karena menurutnya penanganan sampah harus dengan mengurangi, sebisa mungkin tidak sampai dikirim ke TPA. Teknisnya, sampah bisa dimanfaatkan mulai dari lingkungan RT dan RW. “Jangan dipusatkan di TPA, sampah domestik diselesaikan di lingkungan terkecil,” ucapnya.
Hal ini tentu perlu didukung dengan perilaku masyarakat yang sadar dalam pengelolaan sampah. Karena dengan anggaran yang terbatas, kunci kemajuan kota ada di tangan masyarakat. “Tidak bisa mengandalkan pemkot,” terangnya.