Turunannya dari semua problem itu menjadi akumulasi kondisi Kota Tasikmalaya sekarang ini.
Kotanya tidak bersih. Sampah tidak terkelola dengan baik. Mulai minimnya kesadaran warga untuk ikut mengelola sampah sejak dari rumah.
Ditambah juga kendala angkutan sampah karena truk-truknya sudah tua sehingga sering rusak.
Baca Juga:Latihan Intensif dan Persiapan Maksimal, Calon Paskibraka 2024 Siap Mengibarkan Bendera di Jantung NusantaraMengungkap Bahaya Tersembunyi! Ini Alasan Mengapa Merokok Sambil Berkendara Bisa Jadi Bencana
Disempurnakan kondisi TPA Ciangir yang tidak ada alat pengolahan sampah untuk skala besar dan modern.
Jadinya sampah sering menumpuk di pinggir-pinggir jalan kota. Armada angkutnya mogok.
Atau TPA Ciangirnya overload karena proses pengolahan sampah tidak optimal.
“Kata sampah itu harusnya tidak ada lagi. Sampah itu identik dengan sesuatu yang tidak berguna. Di negara maju sudah diganti istilahnya menjadi waste (sisa). Mindset harus diubah,” kata Kang Iip ketika memberi tanggapan di Forsil sekitar bulan Juli lalu.
Mindset sisa menjadikan masyarakat akan berbeda dalam mengelola sampah.
Malah nantinya tandas Kang Iip, tidak ada sisa lagi sebba semua dapat dimanfaatkan.
Menjelaskan sampah menjadi tidak sampah lagi, tidak tuntas di WAG Forsil.
“Nanti saya ke Tasik. Kita ngobrol rembukan agar jelas ya,” janji Kang Iip.
Bukan sekadar janji. Kang Iip serius sekali ternyata. Sabtu, 10 Agustus 2024 dia kosongkan waktunya untuk ke Kota Tasikmalaya.
Baca Juga:257 Sarjana Terapan dan Diploma Polbangtan Bogor Siap Berkontribusi untuk Dunia Pertanian dan PeternakanKata Kang Dedi Mulyadi Presiden Duda Gubernur Duda, Tanpa Istri Lebih Totalitas dalam Mengabdi
Kang Iip bersama sekitar seratusan stakeholder akan meriung di Gedung Creative Center yang berlokasi di kawasan Dadaha Kota Tasikmalaya.
Bukan soal sampah saja yang akan jadi tema bahasan. Minimnya PAD Kota Tasikmalaya juga termasuk bagian yang akan dibedah.
“Tasik tidak harus tergantung kepada pemimpin formal kok. Yang penting asal guyub, ada kesatuan cita-cita ingin punya Kota Tasik resik lagi, yang genah (enak) didatangi, bersih dari sampah dan warganya sejahtera bisa kok,” support Kang Iip.
“Saya siap urun rembuk bahkan siap membantu ekonomi kewargaan jika ada proposal bisnis berbasis warga yang bagus,” tegas alumni Fakultas Hukum Universitas Padjajaran ini.
Pembina Forsil Dr H Imih Misbahul Munir menyambut antusias niat Kang Syarif Bastaman ikut partisipasi menata Kota Tasikmalaya.