TASIKMALAYA, RADARTASIK.ID – Bantuan Rp 30 miliar untuk pengadaan komputer 70 Sekolah Dasar (SD) dinilai tidak wajar. Diindikasi, biaya yang digunakan untuk 1 unit komputer tersebut bisa mencapai puluhan juta.
Akademisi Institut Agama Islam (IAI) Tasikmalaya Dr H Ajang Ramdani MPd menilai Disdik harus betul-betul transparan dalam pengadaan komputer tersebut. Dari mulai jumlah unit sampai dengan spesifikasi komputer yang dibeli. “Rp 30 miliar bukan anggaran yang kecil,” ungkapnya kepada Radar, Kamis (8/8/2024).
Kabid Pembinaan SD Disdik Kota Tasikmalaya Indra Risdianto tidak menyebut jumlah pasti berapa unit komputer yang didistribusikan melalui bantuan provinsi tersebut. Namun disebutkan setiap sekolah mendapatkan jumlah yang variatif, 1 sampai 12 unit.
Baca Juga:Wafat Jelang Ulang Tahun, Mahasiswi Baru Unsil Tasikmalaya Sempat Mengutip Pesan Bj Habibie Saat OmbusPanther “Ngamuk” Bikin Syok Tukang Kupat Tahu, Kecelakaan Tunggal Mobil di Jalan HZ Mustofa Tasikmalaya
Ajang memperhitungkan jika saja semua sekolah dipukul rata mendapatkan 12 unit, jumalh untuk 70 sekolah artinya 840 unit. Rp 30 miliar untuk komputer sejumlah itu, harga satuannya berarti Rp 35,7 juta.
“Katakanlah dilengkapi meja dan berbagai administrasi, misal 1 unit tidak akan kurang dari Rp 30 juta,” terangnya.
Di sini menurutnya sudah tidak rasional ketika pengadaan komputer untuk 1 unit bisa sampai Rp 30 juta bahkan bisa lebih. Dengan harga itu, spesifikasinya tentu bukanlah untuk komputer yang standar-standar saja. “Termasuk komputer dengan spesifikasi yang mewah sepertinya,” ujarnya.
Maka dari itu menurutnya proyek bantuan provinsi ini harus dikawal secara cermat. Perlu dipastikan anggaran yang dikeluarkan sepadan dengan barang yang didapatkan oleh 70 sekolah tersebut. “Jangan sampai anggarannya besar, tapi yang dibeli ternyata komputer murah,” katanya.
Di sisi lain, dia menilai bantuan tersebut juga terbilang penghamburan anggaran. Pasalnya komputer tersebut dibeli untuk pembelajaran TIK siswa SD yang tentunya hanya mempelajari materi-materi dasar. “Paling belajar Microsoft office, jadi komputer dengan harga Rp 3 juta sampai Rp 5 juta sudah lebih dari cukup sepertinya,” katanya.
Kendati demikian, hal ini baru perkiraan saja karena belum dijelaskan berapa unit komputer yang dibeli melalui bantuan provinsi itu. Bisa memang lebih banyak dari 840, bisa juga lebih sedikit dari itu. “Kalau ternyata jumlahnya lebih sedikit, artinya satu unit harganya bisa lebih mahal lagi,” tuturnya.