Kang Dedi Mulyadi mencontohkan suku Jawa. Ketika orang bersuku Jawa menyewa tempat untuk berjualan nasi goreng, nanti dalam waktu 5 tahun kontrakannya dibeli.
Lalu orang suku Batak saat ini hampir di seluruh warung-warung di Jawa Barat trend usaha sayur adalah orang Batak.
”Selama ini orang Jawa Barat jadi konsumen. Orang Jawa Barat jadi konsumen politik, konsumen berita, konsumen pakaian. Orang Jawa Barat konsumen bank emok, konsumen Pinjol (pinjaman online), konsumen Judol (judi online)… Lengkap!” kata Kang Dedi Mulyadi berapi-api.
Baca Juga:Pengusaha Lokal Manggis di Puspahiang Dibekali Pengetahuan Pengelolaan Keuangan oleh Universitas SiliwangiLagu ”Sekecewa Itu” Viral, Ini Makna yang Terkandung di dalamnya Menurut Angga Candra
”Ini saya (akan) ubah. Tidak ada jalan lain berita adalah produksi utama untuk membentuk pikiran. Saya berharap ke depan berita yang mendidik, yang membentuk karakter manusia. Itu adalah jalan sebuah kemajuan,” tandasnya.
Dijelaskan politisi Partai Gerindra ini, berita yang mendidik dan menuju kemajuan adalah berita yang objektif.
”Saya orang yang selalu dihajar oleh kelompok yang suka hoax. Saya selalu berpegang teguh pada prinsip dan dulu saya tidak pernah mau dibully,” kisah Kang Dedi Mulyadi.
”Kelemahan pemimpin di era demokrasi itu takut dibully. Kenapa? Dia takut kehilangan pemilih sehingga dia mengikuti arus,” papar pria yang dikenal suka bicara lugas ini.
”Saya bukan tipe orang yang mengikuti arus. Saya tipe orang yang melawan arus. Biarkan hari ini follower saya cuma 5. Tapi saya tetap yakin besok jutaan mengikuti saya. Itu prinsip saya,” ungkap tokoh Sunda yang berupaya membangkitkan kembali nilai-nilai kesundaan di Jawa Barat.
Anak Tidak Jajan
Bagaimana cara Kang Dedi Mulyadi mengubah karakter orang Jawa Barat?
Salah satunya dimulai dari anak-anak. Kata Kang Dedi Mulyadi anak-anak tidak boleh jajan.
Baca Juga:Kilas Balik Sejarah! BPIP Serahkan Duplikat Bendera Pusaka Setelah 55 TahunSensasi Touring ala Stylo Club Bandung, Jelajahi Indahnya Pantai Selatan Cianjur
”Bawa makanan dari rumah. Itu cara mengubah manusia. Bagaimana kalau saya berhitung politik? Berapa pedagang setiap SD? Berapa pemilih saya hilang?” paparnya.
Menurut Kang Dedi Mulyadi, berdasarkan riset yang dimilikinya, dirinya dari dulu selalu menentang arus publik yang bertentangan untuk membangun sebuah tujuan.
Hasilnya bagaimana? Ternyata dirinya selalu menang dalam setiap kontestasi politik.