Oleh: Dadan Alisundana
Kang Dedi Mulyadi punya tagline untuk kampanye pemilihan Gubernur Jawa Barat.
”Campaign saya presiden duda gubernur duda,” kata Kang Dedi Mulyadi saat bertemu pimpinan media Disway Group, Sabtu, 03 Agustus 2024.
Pertemuan Kang Dedi Mulyadi itu berlangsung di Graha Pena Jabar Ekspres Jalan Soekarno Hatta Bandung, Jawa Barat.
Ada apa dengan duda?
Baca Juga:Pengusaha Lokal Manggis di Puspahiang Dibekali Pengetahuan Pengelolaan Keuangan oleh Universitas SiliwangiLagu ”Sekecewa Itu” Viral, Ini Makna yang Terkandung di dalamnya Menurut Angga Candra
Ternyata Kang Dedi Mulyadi memiliki kesamaan status pernikahan dengan Presiden Republik Indonesia Prabowo Subianto.
Kang Dedi Mulyadi dan Prabowo Subianto berstatus duda.
”Kenapa saya tegasin, karena saya mengajak manusia rasional,” ungkap mantan Bupati Purwakarta itu.
”Di Indonesia itu ada kebiasaan kalau pemimpin itu harus ada istrinya,” lanjutnya.
”(Ketua) Dharma Wanita itu bukan istrinya gubernur. Dharma Wanita itu istrinya sekda,” jelas Kang Dedi Mulyadi.
Dijelaskan Kang Dedi Mulyadi bahwa Dharma Wanita itu ikatan organisasi perempuan untuk pegawai negeri.
”Justru menurut saya pemimpin yang tidak punya istri jauh lebih totalitas dalam mengabdi,” tandasnya disambut tawa riuh pimpinan media Disway Group.
”Lebih totalitas, kenapa? Karena seluruh hidupnya dibaktikan untuk negerinya bukan istrinya,” tegas Kang Dedi Mulyadi.
Baca Juga:Kilas Balik Sejarah! BPIP Serahkan Duplikat Bendera Pusaka Setelah 55 TahunSensasi Touring ala Stylo Club Bandung, Jelajahi Indahnya Pantai Selatan Cianjur
”lebih totalitas karena pergi ke sana nggak ada yang manggil, pergi ke sini nggak ada yang manggil. (Bertemu) dengan siapa pun tidak ada yang cemburu. Kan lebih merdeka,” paparnya.
Kang Dedi Mulyadi datang ke Graha Pena Jabar Ekspres ditemani politisi senior Enggar Lukito.
”Pak Enggar ini sama-sama satu sekolah saat kami di Golkar,” sapa Kang Dedi Mulyadi kepada politisi asal Cirebon yang juga owner Berita Satu TV (BTV).
Kang Dedi Mulyadi pun memaparkan tekadnya untuk melakukan perubahan besar di Jawa Barat jika menjadi gubernurnya.
Media, yakin Kang Dedi Mulyadi, harus mampu mengubah daya pikir publik Jawa Barat.
”Apa kelemahan publik Jawa Barat? Kajeun tekor asal sohor. Dan ini di semua level segmentasi. Apa itu? Orang Jawa Barat itu mengutamakan gaya daripada daya!” simpulnya.