TASIKMALAYA, RADARTASIK.ID – Sejumlah Pedagang kaki lima (PKL) di pelataran Kampus Universitas Siliwangi (Unsil) ditertibkan RW dan anggota Satlinmas setempat, Senin 5 Agustus 2024.
Mereka adalah para pedagang musiman yang menjamur setiap kali Unsil menggelar masa orientasi mahasiswa baru. Sayangnya cara mereka melapak tidak tertib sehingga mengganggu kenyamanan pejalan kaki serta kelancaran berlalulintas.
Ketua RW 09 Kelurahan Kahuripan, Asep Rahmat Firdaus menjelaskan, pihaknya menerjunkan anggota Linmas untuk menata para pedagang yang melapak sembarangan di sana. Sebab, selain merenggut hak pejalan kaki, juga menyebabkan kemacetan pada jam-jam tertentu.
Baca Juga:Kejutan! Isteri Vokalis Gigi Umumkan Siap Maju Pilkada Ciamis Dampingi Nanang PermanaMenanti Manuver Azies Rismaya Mahpud Jelang Masa Injury Time di Pilkada Kota Tasikmalaya!
“Di sana sebelumnya begitu liar, kami berupaya menata mereka berjualan supaya lebih tertib. Mereka berjualan di trotoar, dan merenggut hak pejalan kaki,” kata Asep kepada Radar, kemarin.
Selain diatur, area berjualan mereka juga dilokalisirdi satu titik. Para pedagang pernak-pernik keperluan ospek mahasiswa itu ditempatkan di bagian tengah Jalan Siliwangi. Tepatnya di depan kampus, supaya tidak mengganggu aktivitas lain.
“Karena (jumlahnya) menjamur, membuat kemacetan. Kami upaya pengendalian supaya tidak lagi macet. Ruang parkir diberi haknya. Ada sekitar 22 pedagang yang tadi (kemarin, red) kami lakukan penertiban,” jelas pria yang juga Ketua Forum Linmas Kota Tasikmalaya itu.
Asep menekankan para pedagang tidak lagi melapak sembarangan. Juga harus memperhatikan aspek keselamatan mahasiswa yang hendak membeli dagangan mereka, ketika lapknya terlalu mepet ke jalan raya.
“Sebab mereka kan berjualan di pinggir jalan. Ini fenomena tahunan kalau momen ospekan pasti menjamur. Berdasarkan pengalaman kami, ini salahsatu memicu kemacetan dan kesemrawutan. Maka dari awal ospek akan dimulai kita tertibkan terlebih dahulu, alhamdulillah sekarang lebih terkendali dan lalu lintas tidak terlalu crowded. Kalau tidak ditangani bisa lebih macet,” paparnya.
Asep menyebut puluhan pedagang itu sudah menyepakati komitmen untuk melapak di sana selama lima hari. Setelah itu, mereka harus steril dari lokasi.
“Sebab, ini pedagang insidental, bukan rutinan yang kami bina. Makanya, Jumat terakhir berjualan, semua sepakat, setelah itu harus steril,” tegas dia. (Firgiawan)