Selain itu, ditanyakan juga manakah yang lebih menjadi pertimbangan publik dalam memilih seorang Wali Kota Tasikmalaya, apakah rekam jejaknya sebagai pemimpin daerah selama ini. Atau program yang ditawarkan untuk lima tahun mendatang?
Hasilnya, 47,5 persen menyatakan rekam jejaknya sebagai pemimpin daerah selama ini. Dan 43,0 persen menyebutkan program yang ditawarkan untuk lima tahun mendatang. Sisanya 9,5 persen tidak memberikan jawaban.
Selanjutnya, dalam survei tersebut pun ditanyakan sikap atas pembangunan Kota Tasikmalaya? Sebanyak 68,6 persen menyatakan perlu ada perubahan dan 25,2 persen ingin melanjutkan pembangunan saat ini, dan 6,1 persen tidak tahu.
Baca Juga:Bagi-Bagi Sembako di Hari Jadi LPM ke-24 di Kota Tasikmalaya, Terima Kasih H M YusufSekecewa Itu, Angga Candra Batal Manggung Pada Konser Radja di Dadaha Tasikmalaya Karena EO Tak Siap Bayar
Sampel dalam survei ini dipilih sepenuhnya secara acak (probability sampling) dengan menggunakan metode penarikan sampel acak bertingkat (multistage random sampling), dengan memperhatikan urban/rural dan proporsional antara jumlah sampel dengan jumlah pemilih di setiap provinsi.
Dengan jumlah sampel sebanyak 440 responden, margin of error +/-4,8% padatingkat kepercayaan 95%. Unit sampling primer survei (PSU) ini adalah desa/kelurahan dengan sampel kelurahan yang tersebar di seluruh Kecamatan di Kota Tasikmalaya Jawa Barat.
Proses pengumpulan data dilaksanakan melaluiwawancara tatap muka (face to face interview) dengan menggunakan kuesioner terstruktur (structured interview). Dengan usia minimum responden adalah 17 tahun atau sudah memenuhi syarat pemilih.
Quality control dilakukan terhadap hasil wawancara, yang dipilih secara randomsebesar 20% dari total sampel tidak ditemukan adanya kesalahan berarti. (Kim)