TASIKMALAYA, RADARTASIK.ID – Dari beberapa lembaga survei yang melakukan penelitian di Kota Tasikmalaya diketahui, bahwa popularitas semua kandidat masih belum maksimal. Artinya tingkat keterkenalan kandidat di masyarakat masih dibawah 60 persen.
Sehingga para kandidat harus bekerja keras meningkatkan popularitas di masyarakat, karena semakin tinggi akseptabilitas dan popularitas akan meningkatkan elektabilitas kandidat.
Apalagi terpotret dalam survei tersebut, masyarakat Kota Tasikmalaya sebesar 71, 6 persen sudah memiliki dan mengakses media. Untuk itu, kandidat harus menjadikan media mainstrem maupun sosial sebagai sarana sosialisasi dan kampanye.
Baca Juga:Bagi-Bagi Sembako di Hari Jadi LPM ke-24 di Kota Tasikmalaya, Terima Kasih H M YusufSekecewa Itu, Angga Candra Batal Manggung Pada Konser Radja di Dadaha Tasikmalaya Karena EO Tak Siap Bayar
Sebab terpotret juga sebanyak 37,3 persen pemilih di Kota Tasikmalaya dibawah 30 tahun. Sehingga kandidat harus membuat dan menjalankan kegiatan yang bersifat kreatif serta mampu menarik perhatian masyarakat.
Ditambah tingkat kemantapan pilihan di Kota Tasikmalaya masih rendah sebesar 25,9 persen masyarakat mengaku mantap dengan pilihannya. Sedangkan 56,8 persen masyarakat mengaku masih mungkin berubah atau swing voters.
Dan sebanyak 24,5 persen masyarakat menyatakan terpengaruh pilihan karena lingkungan ( keluarga, tetangga atau teman). Hal ini menunjukkan pilihan dibentuk dalam lingkungan terkecil, artinya kampanye akan efektif jika dilakukan skala mikro yang menjangkau pemilih dalam lingkungan terkecil.
Karena sebanyak 61,8 persen masyarakat menilai mahalnya bahan-bahan pokok menjadi persoalan isu paling serius dihadapi masyarakat. Selain isu susahnya mencari pekerjaaan, maka dua isu tersebut perlu diperhatikan serius dan nyata oleh para kandidat.
Kesimpulannya, publik di Kota Tasikmalaya mengaku sebesar 68,6 persen ingin ada perubahan yang terjadi di Kota Tasikmalaya di masa mendatang. (Kim)