Tren Kemiskinan Kota Tasikmalaya Turun Lagi, Pj Wali Kota: Akhirnya…

Pj Wali Kota Tasikmalaya cheka virgowansyah
Pj Wali Kota Tasikmalaya Cheka Virgowansyah memimpin apel pagi di halaman Bale Kota pada Kamis, 1 Juli 2024. (Ayu Sabrina/Radartasik.id)
0 Komentar

TASIKMALAYA, RADARTASIK.ID – Tren angka kemiskinan Kota Tasikmalaya kembali mengalami penurunan tahun ini. 

Jika sebelumnya bertengger di angka 12,72 persen pada tahun 2022, turun menjadi 11,10 persen pada tahun 2024. 

Dari segi jumlah, penduduk miskin di Kota Tasikmalaya menyentuh angka 87 ribu pada tahun 2022, kemudian turun di tahun 2023 menjadi 79 ribu, dan penurunan terakhir di tahun ini menjadi 76 ribu jiwa. 

Baca Juga:Viman Alfarizi Bicara soal Terbengkalainya Terminal Indihiang dan Money Politics di Pilkada 2024!Rois Syuriah PCNU Sebut Sudah Saatnya PKB Memimpin Kota Tasikmalaya di 2024!

Penjabat Wali Kota Tasikmalaya, Dr Cheka Virgowansyah, mengklaim penurunan tersebut didorong sejumlah program yang digulirkan pemerintah ditambah kerja keras para stakeholder. 

“Akhirnya tren (kemiskinan) kita menurun terus, ke sini-sini sempat naik tahun-tahun sebelumnya ya. Alhamdulillah tiga tahun berturut-turut kita turun, butuh masih banyak energi lagi untuk menurunkan. Kalau konsisten kita butuh waktu 10 tahun,” katanya usai apel pagi dan perpisahan Ivan Dicksan yang resmi pensiun, di halaman Bale Kota Tasikmalaya pada Kamis 1 Agustus 2024. 

“Beberapa program sudah digulirkan, seperti yang hits salah satunya, Bager, Bakul Tasik,” sambung Cheka. 

Meski begitu, Cheka menyebut bahwa tren penurunan angka kemiskinan masih harus terus digenjot hingga pencapaian maksimal. Cheka juga menyadari bahwa hal itu bukanlah sesuatu yang mudah untuk dilakukan di Kota Tasikmalaya. 

“Kita berharap sih bisa satu digit ya. Artinya semakin kecil masyarakat miskin yang ada di Kota Tasikmalaya. Yang terpenting masyarakat juga harus bahagia. Kita memang punya tantangan besar,” terangnya. 

Saat ini menurut Cheka masih banyak wilayah yang tertinggal. Meski pusat industri Priangan Timur ini sudah menyabet gelar kota selama 22 tahun. Ketimpangan kemiskinan itu belum juga menyempit. 

“Karakteristik kota dengan 10 kecamatan, antara satu dengan yang lainnya ada gap sangat tinggi. Karena pada pembentukan kota, seperti Tamansari, di Kawalu, itu kan masih rasa-rasa pedesaan,” ujarnya. 

Baca Juga:Transformasi Baru Polbangtan Kementan, dari Syaifuddin ke Yoyon Haryanto, Siap Menghadapi Tantangan Masa DepanEra Baru Media, B-Universe dan Disway Berkolaborasi, Menuju Dominasi 400 Media Network

Ia menekankan untuk semua pihak bisa berkontribusi menekan angka kemiskinan lebih giat lagi. Sebab setiap Organisasi Perangkat Daerah (OPD) punya peran maisng-masing yang bisa dilakukan. 

“Angka itu berarti kalau lah ada 100 orang, maka ada 11 orang yang miskin. Kalau kita konsisten, dan itu tidak gampang. Bagaimana peran Indag, peran Satpol PP, Dinas LH, dan sebagaianya untuk menekan angka kemiskinan,” pungkasnya. (Ayu Sabrina) 

0 Komentar