Meski Bising, Nongkrong Sambil Ngopi di Atas Trotoar Tetap Dirasa Nyaman

kafe di atas trotoar
Sejumlah anak muda ngobrol sambil ngopi di atas trotoar di salah satu kafe di Kota Tasikmalaya pada 30 Juli 2024, Selasa malam. (Ayu Sabrina/Radartasik.id)
0 Komentar

TASIKMALAYA, RADARTASIK.ID – Duduk sambil menyilang kaki, Aulia (23) bercengkrama dengan ketiga teman perempuannya di sebuah cafe di Kota Tasikmalaya.

Sambil meneguk segelas Caffe Latte, sesekali pandangannya tersingkap pada arus lalu lintas yang ramai. Tempat ia duduk memang sangat dekat dengan jalanan, sebab ia di atas trotoar.

Namun bagi perempuan yang akrab disapa Aul itu, ngopi dan nongkrong bukan soal tempat. Paling penting, ia bisa menghabiskan waktu luangnya itu bersama teman-teman dekatnya.

Baca Juga:Viman Alfarizi Bicara soal Terbengkalainya Terminal Indihiang dan Money Politics di Pilkada 2024!Rois Syuriah PCNU Sebut Sudah Saatnya PKB Memimpin Kota Tasikmalaya di 2024!

“Vibes di sana memang ramai. Tapi kalau nongkrong bareng temen-temen yang akrab rasanya jadi kaya homie feeling gitu,” ujarnya kepada Radar, Rabu 31 Juli 2024.

Pernyataan itu sekaligus menampik, bahwa nongkrong harus di tempat mewah dengan minuman dan makanan mahal.

Ia juga tidak masalah dengan kebisingan kendaraan yang melintas, sebab bagi perantau asal Kalimantan Timur ini, menikmati kebisingan di Kota Resik adalah bagian dari menikmati kopi di jalanan.

“Soalnya tempatnya kan itu gak kayak coffee shop, fancy gitu, atau kekinian yang FOMO (fear of missing out). Ini sih lebih ke ya nongkrong santai gitu,” kata Aul.

Ia bahkan betah duduk di sana selam 4-5 jam. Saling melempar topik satu sama lain sampai tengah malam.

Tak jarang, pesan makanan juga ditambah. Sebab, di sana tak hanya ada café tetapi juga para Pedagang Kaki Lima (PKL) kuliner yang turut mampir menjajakan dagangannya.

Harga murah dengan rasa yang enak membuat makanan pinggir jalan tak hanya menarik minat warga yang berkantong pas-pasan, melainkan mereka yang juga berkantong tebal.

Baca Juga:Transformasi Baru Polbangtan Kementan, dari Syaifuddin ke Yoyon Haryanto, Siap Menghadapi Tantangan Masa DepanEra Baru Media, B-Universe dan Disway Berkolaborasi, Menuju Dominasi 400 Media Network

Tidak jarang, café juga memutar musik yang semakin menarik pengunjung untuk berlama-lama di sana.

Menikmati kopi sambil mendengar musik saat ini menjadi gaya hidup kaum muda di Kota Santri. Café tak lagi hanya menjadi tempat pelepas penat, tetapi juga menjadi ruang ekpresi bagi pemusik.

Fahry (22) seorang pemuda pendatang dari luar Pulau Jawa itu, juga menyukai suasana café di jalanan Kota Tasikmalaya. Ia menyebutnya ‘menyatu dengan keramaian’.

0 Komentar