Program ini diperkirakan dapat mengelola sekitar 75 ton sampah menjadi pakan magot, yang kemudian digunakan sebagai pakan ternak dalam program Paranje.
Cheka menambahkan bahwa program ini telah berhasil menghasilkan 700 ekor ayam dengan bobot rata-rata 1 kg per ekor dalam panen perdananya di Sukajaya.
Dia juga menyebutkan bahwa pasar untuk ayam hasil program Paranje sudah mulai terbentuk, dengan beberapa rumah makan dan pasar lokal yang bersedia menerima pasokan.
Baca Juga:257 Petani Milenial Lulusan Polbangtan Bogor Siap Mengubah Wajah Pertanian IndonesiaLulusan Polbangtan Bogor Resmi Dilantik, Siap Menjadi Paramedik Veteriner yang Menggebrak Kesehatan Hewan
Dia menegaskan bahwa program Paranje Tasik, dengan memanfaatkan teknologi modern seperti mini closed house, memungkinkan budidaya ayam pedaging secara intensif di lahan terbatas perkotaan.
Program ini diharapkan menjadi solusi atas masalah struktural dan musiman dalam komoditas daging ayam, serta berkontribusi pada pengurangan kemiskinan dan stunting di Kota Tasikmalaya.
Dengan adanya program ini, diharapkan daya beli dan kesejahteraan masyarakat akan meningkat, yang pada gilirannya akan mendukung pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan stabilitas harga di Kota Tasikmalaya. (Fitriah Widayanti)