Dia pun menceritakan saat diskusi di Ulul Albab itu, ia kebetulan bukan sebagai narasumber utama. Melainkan sebagai tamu. Kemudian ia ikut memberikan masukan atas gagasan yang dibahas para kandidat waktu itu.
“Otomatis, waktu saya untuk berbicara itu terbatas, tidak leluasa. Karena mungkin pernyataan saya tidak utuh atau yang menangkap pernyataan saya tidak mengkonfirmasi kembali maksud dan penjabarannya seperti apa,” papar Azies.
Putra Pendiri Mayasari Group itu, mencontohkan. Jika program itu bisa berjalan setiap bulan, maka saat momen peringatan hari besar pun tak perlu ada pungutan sumbangan.
Baca Juga:Viman Alfarizi Bicara soal Terbengkalainya Terminal Indihiang dan Money Politics di Pilkada 2024!Rois Syuriah PCNU Sebut Sudah Saatnya PKB Memimpin Kota Tasikmalaya di 2024!
Sebaliknya, kata dia, pada momen peringatan kemerdekaan negara, setiap wilayah bisa saling menunjukan usaha apa yang dibangun dari konsep sedekah itu, yang sudah berjalan dan efektif menyerap tenaga kerja atau bahkan mengatrol kesejahteraan masyarakat.
“Momen 17 Agustusan, bukan lagi terkesan meminta dengan paksa (minta sumbangan, red) justru akan lebih khidmat memaknai bertambahnya usia kemerdekaan dengan mengisi pembangunan lewat gerakan -gerakan yang bisa mendorong kesejahteraan rakyat. Bukan event rutinan yang tidak berefek, hanya hingar bingar hiburan semata,” harap Azies.
Sehingga, lanjut dia, mentalitas warga pun ke depan memiliki fondasi kuat untuk berdaya.
Terutama dalam mendorong kesejahteraan keluarga, karena modal ekonomi atau usaha masyarakat itu, harus dipertanggungjawabkan lantaran merupakan hasil kepedulian warga lain yang lebih mampu.
“Ke depannya jadi kegiatan ekonomi yang simultan, ada rasa memiliki dalam pengelolaannya, sehingga Insyaallah secara bertahap masyarakat tidak melulu berharap ada bantuan berupa produk atau uang, tetapi modal dan instrumen lain untuk berwirausaha agar lebih berdaya,” tekadnya seraya memohon doa dari masyarakat dalam ikhtiarnya di Perhelatan Pilkada 2024 mendatang.(Firgiawan)