Dari jumlah itu empat orang diantaranya meninggal dunia, yang terdiri dari anak usia 3 dan 4 tahun. Sedangkan dua kasus meninggal dunia lainnya adalah remaja berusia 15 dan 18 tahun.
Akibat bertambahnya angka kematian itu Pemerintah Provinsi Jawa Barat bahkan telah menetapkan status kejadian luar biasa (KLB) terhadap fenomena DBD di Kota Tasikmalaya.
“Sementara, korban secara keseluruhan didominasi anak-anak, remaja, hingga dewasa juga terjangkit DBD. Per hari ini, tersisa 11-14 pasien DBD yang masih dirawat,” kata Kepala Dinas Kesehatan Kota Tasikmalaya dr Uus Supangat kepada Radar, pada Selasa 23 Juli 2024.
Baca Juga:Viman Alfarizi Bicara soal Terbengkalainya Terminal Indihiang dan Money Politics di Pilkada 2024!Rois Syuriah PCNU Sebut Sudah Saatnya PKB Memimpin Kota Tasikmalaya di 2024!
Menurutnya DBD merupakan salah satu penyakit yang berpotensi menjadi wabah. Saat ini grafik secara nasional trennya mengalami kenaikan, tak terkecuali terjadi di Kota Tasikmalaya.
“Meski Jawa Barat masuk kategori regional dengan angka tertinggi, kota kita sejauh ini tidak termasuk 10 besar daerah tertinggi di Jawa Barat. Secara angka kejadian, kita di range pertengahan,” jelas Uus. (Firgiawan)