TASIKMALAYA, RADARTASIK.ID –Dinas Kesehatan Kota Tasikmalaya mengkaji dua alternatif jangka panjang untuk menekan sebaran Demam Berdarah Dengue (DBD) secara signifikan.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Tasikmalaya dr Uus Supangat menjelaskan, dua opsi tersebut yakni dengan menyebar nyamuk Wolbachia dan pemberian vaksinasi.
“Namun, kedua opsi itu, relatif menelan anggaran besar. Makanya ini menjadi opsional yang kami kaji untuk dipertimbangkan,” kata Uus usai mengisi paparan dalam rapat yang dilangsungkan di Hotel Horison pada Selasa 30 Juli 2024.
Baca Juga:Viman Alfarizi Bicara soal Terbengkalainya Terminal Indihiang dan Money Politics di Pilkada 2024!Rois Syuriah PCNU Sebut Sudah Saatnya PKB Memimpin Kota Tasikmalaya di 2024!
Menurutnya, dua tahun lalu pihaknya sempat mencoba berkomunikasi dengan lembaga yang bisa merealisasikan program penyebaran nyamuk Wolbachia.
Kala itu, hitungan anggaran yang dibutuhkan untuk menyebar nyamuk Wolbachia di Kota Tasikmalaya secara simultan selama 6 bulan diperkirakan mencapai Rp 12 miliar.
“Makanya belum kami lakukan karena butuh biaya yang cukup tinggi. Termasuk vaksinasi pun perlu sosialisasi dan juga penyediaan obat dan peralatannya sangat besar anggarannya,” tuturnya.
Sebab itu, lanjut Uus, untuk menangani kasus DBD yang jumlahnya terus bertambah, Dinas Kesehatan berupaya melakukan pencegahan melalui penguatan edukasi, serta deteksi kewaspadaan kepada masyarakat.
“Selain itu semua Puskesmas juga dibekali oleh alat diagnosa dini, sehingga penanganan pasien bisa dilakukan lebih cepat, maka tingkat kematian akibat penyakit ini bisa ditekan dan kita di Jabar saat ini urutan ke-18 kasusnya tidak sampai 10 apalagi 5 besar,” ucap Mantan Kepala Puskesmas Purbaratu tersebut.
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Kota Tasikmalaya dr Asep Hendra menambahkan, saat ini jumlah kasus DBD di Kota Tasikmalaya sudah di atas 1.230 kasus. Dengan berbagai langkah yang dilakukan ia berharap tren DBD bisa menurun pada bulan Agustus.
“Berkaca pada pengalaman, dua tahun lalu kasus kita tertinggi di Indonesia, tapi dalam 2 bulan bisa kita tekan hingga nol,” ungkapnya.
Baca Juga:Transformasi Baru Polbangtan Kementan, dari Syaifuddin ke Yoyon Haryanto, Siap Menghadapi Tantangan Masa DepanEra Baru Media, B-Universe dan Disway Berkolaborasi, Menuju Dominasi 400 Media Network
Diberitakan sebelumnya, jumlah kasus demam berdarah dengue (DBD) di Kota Tasikmalaya terus meningkat. Fenomena ini juga linier dengan tren nasional yang terus bertambah.
Berdasarkan data Dinas Kesehatan Kota Tasikmalaya, sejak Januari sampai dengan Juli 2024, tercatat 1.239 kasus DBD yang tersebar hampir merata di setiap kecamatan.