Ridwan Kamil sudah kokoh berada di hati masyarakat Jawa Barat, dan jika memilih calon dari tokoh ulama, pesantren, serta partai besar, akan memberikan nilai tambah. Hal ini memberi peluang besar untuk melanjutkan kepemimpinan periode kedua di Jabar.
Haryadi Ahmad Satari, Juru Bicara Kiai Acep Adang Ruhiat, menambahkan bahwa sejak menerima mandat untuk Pilgub Jabar, Kiai Acep bersama jajaran Dewan Syuro DPW PKB Jabar bertemu Rois Syuriah PWNU Jabar KH Abun untuk meminta doa dan saran masukan.
Pertemuan berlangsung khidmat dalam suasana akrab. ”Insyaallah tidak ragu, kalau figurnya Pak Kiai Acep di basis keluarga besar NU Jawa Barat. Selain, latar belakang Cipasung yang punya sejarah panjang pengabdian di NU, juga, Rois Syuriah PWNU Jabar ini diketahui ulama besar dan alumni Cipasung,” ujarnya.
Baca Juga:257 Petani Milenial Lulusan Polbangtan Bogor Siap Mengubah Wajah Pertanian IndonesiaLulusan Polbangtan Bogor Resmi Dilantik, Siap Menjadi Paramedik Veteriner yang Menggebrak Kesehatan Hewan
Pertemuan Kiai Acep Adang dengan PWNU Jabar tidak dimaksudkan untuk jumawa dalam konteks NU. Pertemuan tersebut lebih kepada ikhtiar silaturahmi dalam rangka menata hubungan baik dengan basis NU di Jabar, dimulai dari pendekatan kelembagaan NU di level provinsi.
”Insyaallah, Pak Kiai Acep sedari saat ini pula adalah milik bersama bukan hanya NU. Beliau ramah terbuka terhadap siapa pun tanpa pandang bulu. Beliau pasti melangkah ke setiap penjuru Jawa barat,” ujarnya.
Dalam politik, perlu ada kalkulasi matang menuju kemenangan. PKB dengan modal 15 kursi di DPRD Jabar sangat wajar mengambil peran di posisi calon wakil gubernur.
”Calon Gubernurnya bisa dari Gerindra 20 kursi, kami mengetahui ada nama besar Kang Dedi Mulyadi. Bisa juga calon gubernur dari PKS, ada nama Ahmad Syaikhu atau Pak Haru Suandharu. Atau bisa pula, dari Golkar, ada nama petahana Kang Emil yang menurut rilis survei berbagai lembaga, elektabilitas paling juara,” terang dia.
Haryadi menyebutkan ada opsi nama Atalia Praratya jika Kang Emil jadi maju ke Pilgub DKI Jakarta atau dari PDI Perjuangan dengan nama Ono Surono dan Teten Masduki.