TASIKMALAYA, RADARTASIK.ID – Penertiban Pedagang Kaki Lima (PKL) ternyata tak hanya digalakkan di Komplek Dadaha saja. Tetapi juga terhadap para pedagang di Taman Kota Tasikmalaya.
Seperti yang terjadi pada Kamis 25 Juli 2024, beberapa barang pedagang diangkut petugas Satpol PP dari lokasi. Mereka diminta tak lagi berjualan di kawasan tamkot.
Dudin, ketua Paguyuban Permainan Taman Kota Tasikmalaya, mengakui bahwa mereka melanggar aturan karena telah berjualan di ruang terbuka publik itu.
Baca Juga:Transformasi Baru Polbangtan Kementan, dari Syaifuddin ke Yoyon Haryanto, Siap Menghadapi Tantangan Masa DepanEra Baru Media, B-Universe dan Disway Berkolaborasi, Menuju Dominasi 400 Media Network
Meski begitu mereka juga sebenarnya melakukan peran nyata dengan turut menjaga kebersihan, keamanan, hingga kenyamanan pengunjung.
“Kami tahu ini bukan fasilitas pribadi, ibaratnya ada tata tertib kita harus ikuti. Harus taat dan kerjasama. Mudah-mudahan selanjutnya tidak ada pemberhentian, adapun kesalahan dari pihak pedagang, mohon koordinasi dengan baik dan ditertibkan dengan baik,” kata Dudin saat ditemui di kawasan tribun taman kota pada Jumat 26 Juli 2024.
Saat ini kawasan Taman Kota (Tamkot) telah dipasangi poster larangan berjualan yang ditempel di sejumlah sudut.
Pada poster itu itu tertulis kalimat “Dilarang Melakukan Kegiatan Usaha di Area Taman Kota. Perda Kota Tasikmalaya No. 11/2009 tentang Ketertiban Umum”.
Para pedagang di Taman Kota tidak dibatas waktu jam penggunaan, layaknya PKL di Dadaha.
Harapan mereka untuk mendapatkan untung di Taman Kota Tasikmalaya hanya ada pada hari Sabtu dan Minggu.
Lagi pula, kata Dudin, pengunjung kini lebih tertarik datang ke Alun-Alun Dadaha ketimbang Taman Kota Tasikmalaya.
Baca Juga:Kemandegan Koalisi dan Magnet Figuritas Kandidat yang Lemah di Pilkada Kota Tasik 2024!SK PAN Diprediksi Mendekat ke Murjani Jelang Pendaftaran Pilkada Kota Tasikmalaya 2024!
“Ada ngaruh (setelah renovasi Dadaha, red), karena kan pemecahannya dari tempat hiburan. Manusiawi, pasti ada yang lebih rame. Kita komitmen bertahan di sini tetap ada rame di sini. Udah rutin di sini. Ada waktunya rame, dan malam minggu dan hari minggu. Harapannya cuman itu,” jelasnya.
Berdasarkan data yang dipaparkan Dudin, saat ini setidaknya ada sekitar 30 pedagang yang terhimpun dalam paguyuban dan terbiasa jualan di tamkot.
Dudin mengatakan, tidak seperti di Dadaha, para PKL itu adalah warga setempat yang mengadu nasib dengan menjajakan jasa permainan anak-anak.