Selain nyanyi, ia juga menunjukkan tujuh serrifikat yang telah diraihnya dari berbagai ajang perlombaan olah vokal. Diantaranya meraih juara 1 dan 2 tingkat Kota Tasikmalaya, hingga se-Priangan Timur. Pada FLS2N di tingkat kota, Ayu meraih juara 1.
Demikian pada lomba tingkat Provinsi Jawa Barat, yaitu MTB Singing Contest dengan membawakan lagu perjuangan. Ia juga meraih juara 1. Selain itu, ia juga mengaku kerap mengikuti lomba vokal solo, bidang pramuka, dan bidang PMR antarSMP se-Priangan Timur.
Pembina LBH Sapurata, Kepler Sianturi, sebagai pendamping dari orangtua menyatakan bukan hanya Ayu yang gagal pada jalur itu. Pihaknya membawa total lima berkas siswa yang gagal masuk SMAN 1 Tasikmalaya lewat jalur prestasi nonakademik.
Baca Juga:SK PAN Diprediksi Mendekat ke Murjani Jelang Pendaftaran Pilkada Kota Tasikmalaya 2024!Gansa Persada MAN 1 Tasikmalaya Raih Juara 1 di Hari Bhakti Adhyaksa Ke-64
“Ada lima orangtua yang hari ini mereka membawa anaknya, keberatan dengan sistem PPDB sekarang khususnya jalur prestasi. Jadi yang kelima anak itu, mereka punya prestasi yang luar biasa, mereka juga punya latar belakang sekolah yang baik, di SMP favorit. Mereka konkret punya prestasi,” ungkap dia.
Sedangkan, lanjut Kepler, siswa yang kini telah lolos lewat jalur prestasi tidak lebih baik dari kelima siswa yang gagal tersebut.
“Kami cek ke lapangan. Kami cek dia dulu sekolah. Kita cek dia tidak punya prestasi. Jadi ada pembanding. Ini punya prestasi tidak masuk ke sekolah, tetapi ini yang tidak punya prestasi bisa masuk,” ujarnya.
Berniat bertemu dengan kepala sekolah dan tim PPDB, setelah menunggu dua jam lebih, LBH Sapurata dan orangtua akhirnya dipertemukan dengan wakil kepala SMAN 1 Tasikmalaya serta perwakilan tim PPDB. Mereka berdiskusi selama kurang lebih 30 menit.
“Diterima oleh pejabat SMAN 1 Tasikmalaya, kita sudah menyampaikan minta ada dua hal. Pertama klarifikasi terkait nama-nama yang lima orang ini, kenapa tidak bisa masuk. Apa dasar dan alasannya?” tuturnya.
Atas pertemuan itu, tim PPDB SMAN 1 Tasikmalaya pun diberikan waktu satu hari untuk mencari bukti data ketidaklulusan lima siswa tersebut.
“Kalau terbukti ada permainan data dan fakta, kami meminta KCD (Wilayah XII) untuk mengaudit semua. Dalam waktu dekat kami juga akan ke sekolah yang lain yang kita pegang datanya,” tandasnya.