Kepada Radar, Desi mengungkapkan bahwa ia berjualan di sana juga tidak cuma-cuma. Setiap kali melapak di trotoar Dadaha pada Minggu pagi ia mengeluarkan biaya iuran sebesar Rp 10.000. Sehingga menurutnya agak aneh ketika sudah iuran tapi masih diusir.
“Ada 10 ribu ngeluarin sih, untuk keamanan 5000, Dishub 2000, Karang Taruna 1000, dan 2000 kebersihan. Ya kita mah nurut bayar kan mereka mengamankan dan membersihkan tempat ya,” jelasnya.
Diberitakan sebelumnya, pada hari Sabtu (20/7/2024), Satpol PP berusaha menertibkan para pedagang kaki lima yang berjualan di trotoar Dadaha.
Baca Juga:Ditunjuk Jadi Ketua Kelompok Relawan Ridwan Kamil di Tasikmalaya. Ihsan B Nadirin: Gasssskeunn!Peran KPU dan Bawaslu Nyaris Tak Terdengar di Pilkada Kota Tasikmalaya 2024, Padahal Anggarannya Gemuk!
Mereka mengeluarkan imbauan agar pedagang tak berjualan di atas trotoar. Namun para pedagang menolak dan melakukan perlawanan hingga terjadi adu mulut.
Karena suasana semakin tidak kondusif, petugas Satpol PP akhirnya mengalah dan para pedagang menaikan melanjutkan aktivitas jualannya di atas trotoar.
Forum Koordinasi Pengelolaan Dadaha Tasikmalaya (Forkopdatas) menegaskan tetap berjualan di atas trotoar, setiap akhir pekan, yakni Sabtu malam dan Minggu.
“Hari Senin sampai Jumat kita berjualan di area GGM mengikuti permintaan dari pemerintah, tapi khusus Sabtu dan Minggu, mau diizinkan atau tidak, dua hari itu kita berjualan di trotoar. Itu juga sesuai komitmen kami bersama UPTD kemarin, walaupun baru secara lisan,” kata Ketua Forkopdatas, Ade Cundiana alias Acun.
Sementara itu, Kasi Tibum Transmas Satpol PP Kota Tasikmalaya, Sandi Apriadi Sugih, membenarkan kejadian sore itu.
“Iya, tadi (hari Sabtu, red) kami sempat adu mulut dengan para pedagang ihwal saat itu kami memberikan imbauan kepada pengurus untuk tidak berjualan di atas trotoar. Tapi, para pedagang lainnya menghampiri, sempat cekcok tapi tidak sampai main tangan,” kata Sandi.
Sandi menjelaskan, bahwa petugas Satpol PP hanya menjalankan tugas sesuai perintah dari pimpinan. Yakni, trotoar jalan harus steril dari para pedagang.
Baca Juga:Ivan Dicksan Mampu Ciptakan Partisipasi Publik, Sehari 5-7 Titik Didatangi untuk Penuhi Undangan Warga!Viman Alfarizi dan Politik Sedekah: Gabungkan Kekuatan Kawan, Lawan dan yang Abu-Abu untuk Memenangkan Pilkada
“Sudah jelas perintah atasan harus disterilkan. Akan tetapi ini kan daerah UPTD yang mengelola Dadaha itu sudah jelas diatur oleh Perwalkot nomor 107. Namun di lapangan, karena saya juga berkoordinasi dengan UPTD, bahwa Senin-Jumat harus steril,” ujar dia.