TASIKMALAYA, RADARTASIK.ID – Sekolah merupakan tempat utama bagi siswa untuk belajar, tumbuh, dan berkembang.
Di luar pembelajaran akademis, sekolah juga memiliki peran penting dalam pembentukan karakter dan kebugaran siswa.
Program Sekolah Sehat yang dicanangkan oleh pemerintah dirancang untuk mengintegrasikan kedua aspek tersebut, yakni pengembangan karakter religius dan kebugaran fisik siswa.
Baca Juga:MAN 3 Tasikmalaya Kebakaran, Warga Berjibaku Padamkan Api dengan EmberSehari Dibutuhkan 20 Kantung Darah, PMI Kabupaten Tasikmalaya Siapkan Stok untuk Penderita Thalasemia
Hal itu lah yang diterapkan oleh SDN Leuwianyar, Kecamatan Cipedes, Kota Tasikmalaya kepada 337 siswa dari 12 rombongan belajar.
Seluruh siswa SDN Leuwianyar sudah ditanamkan mengenai berbagai pembiasaan yang akan membentuk karakter mereka menjadi pribadi yang religius.
Kepala SDN Leuwianyar Kota Tasikmalaya Ade Rastuti menjelaskan, guna mewujudkan hal tersebut sekolah mulai menerapkan berbagai pembiasaan seperti berdoa sebelum belajar di kelas, membaca surat-surat pendek, Salat Duha, dan mulai tahun ajaran 2024/2025 SDN Leuwianyar akan menerapkan kebijakan lima hari sekolah di mana hal tersebut bertujuan agar para siswa bisa Salat Zuhur berjamaah di sekolah.
”Karena salat itu adalah tiangnya agama, maka kita harus biasakan tanamkan sejak dini. Akhirnya membudaya untuk anak-anak sehingga mereka itu mudah-mudahan setelah waktunya balik mereka betul-betul sudah mampu melaksanakan salat itu sesuai ketentuan,” ujarnya kepada Radartasik.id, Jumat, 19 Juli 2024.
Tak hanya membentuk karakter religius, SDN Leuwianyar juga senantiasa membangun kebugaran fisik siswa dengan cara menerapkan kebijakan sarapan bersama di sekolah dengan menu makanan sehat dan bergizi yang dibawa dari rumah masing-masing.
Dengan kegiatan sarapan bersama tersebut, ia tak hanya mengenalkan siswa pada makanan yang sehat dan bergizi, tapi juga mengajarkan mereka arti kepedulian terhadap sesama.
”Kalaupun mereka sarapan bersama itu, masih ada anak yang tidak membawa makanan karena memang orang tuanya punya keterbatasan. Ada yang bawa, ada yang tidak. Nah di sana lah nanti kami ajarkan bagaimana ketika ada teman yang tidak bawa makanan, di sanalah kita timbulkan kepedulian, saling berbagi,” tuturnya.
Baca Juga:Dicky Candra, Bermodal Beken, Dukungan Politik Belum Keren250 Anak Bandung Raya Dikhitan Massal oleh bank bjb
Menurut dia, kehidupan yang bermakna adalah ketika dapat mempraktikan ilmu yang diperoleh dan tak terbatas pada teori saja. Salah satu praktiknya adalah dengan berbagi dan mengasihi sesama.