TASIKMALAYA, RADARTASIK.ID – Saat ini, ada enam kandidat yang digadang-gadang akan menjadi pendamping Viman Alfarizi Ramadan di Pilkada Kota Tasikmalaya pada 27 November 2024.
Mereka adalah H Agus Wahyudin, H Enjang Bilawani, H Muslim, KH Aminudin Busthomi, Dicky Candra dan terbaru atas nama Muhamad Rezki Budiman.
Keenam nama tersebut pun kini tengah balapan untuk menjadi pasangan Viman Alfarizi. Nantinya nama-nama itu akan dipotret oleh lembaga survei kredibel berlevel nasional.
Baca Juga:Malam-Malam, Viman Alfarizi Ramadhan Kumpulkan Pentolan Tim Koalisi: Calon Pendamping Mulai Mengerucut!Poin Plus H Murjani, Satu-satunya Kader PAN yang Mendapat Rekomendasi Bakal Calon Wali Kota Tasikmalaya
Hasil dari survei tersebut, nantinya akan dijadikan tolak ukur menentukan satu nama siapa yang diusung menjadi paket pasangan calon untuk didaftarkan ke KPU pada 25 Agustus 2024.
Dari keenam nama kandidat pendamping Viman tersebut, yang paling terbaru masuknya putra pemilik PO Budiman yakni Muhamad Rezki Budiman sebagai kandidat wakil wali kota.
M Rezki Budiman, adalah putra H Ateng Budiman dan merupakan generasi ke-3 dari Keluarga Budiman. Di usianya yang masih di bawah 28 tahun, penyandang gelar sarjana Administrasi Bisnis itu sudah aktif menjadi bagian dari perusahaan.
Sebagaimana diketahui sebelumnya, M Rezki Budiman pernah mendaftar di PKB secara resmi dengan diwakili H Dede Sudrajat pada Selasa (30/4/2024). Mantan Wakil Wali Kota Tasikmalaya itu merupakan kakak H Ateng Budiman atau Uwak dari Rezki.
Pada saat mengembalikan formulir Rezki saat itu, H Dede mengungkapkan berterima kasih kepada PKB yang sudah mau mengakomodir keponakannya. Sehingga Rezki bisa mendaftar untuk ikut mengejar peluang untuk berkontestasi di Pilkada. “Terima kasih untuk PKB yang sudah mau terbuka,” katanya.
Di dunia politik, H Dede Sudrajat sudah banyak makan asam garam khususnya di Pilkada. Dengan pengalamannya itu, dia mengaku siap memandu keponakannya dalam perjalanan politiknya. “Kalau meminta uwaknya memandu supaya pejalanan karier politiknya mulus, masa sih menolak,” ucapnya.
Kendati demikian, H Dede enggan mengkooptasi Rezqi dalam perjalanan politiknya ini layaknya king maker. Karena Rezqi pun tentu punya pola, strategi dan gambaran sendiri untuk menjalani kiprah politiknya. “Saya tidak merasa king maker, saya sebagai uwaknya,” imbuhnya.