TASIKMALAYA, RADARTASIK.ID – Ketidakmampuan Pemkot Tasikmalaya dalam menjaga pedestrian menjadi kemubaziran atas besarnya anggaran yang sudah dikucurkan. Penataan yang difokuskan pada infratstruktur akan menambah kemubaziran tersebut.
Tujuan dibangunnya kawasan pedestrian yakni menyediakan ruang terbuka publik yang memiliki daya tari. Namun realitanya, kawasan tersebut malah menjadi area pedagangan di tambah parkir sembarangan.
Hal itu dianggap sebuah kemubaziran yang sudah terlanjur dilakukan oleh Pemkot Tasikmalaya. Di mana anggaran yang dikucurkan sampai Rp 11 miliar untuk pembangunannya.
Baca Juga:Putra Pemilik PO Budiman Masuk Kandidat Pendamping Viman Alfarizi: Primajasa-Budiman Jilid II di Pilkada 2024Malam-Malam, Viman Alfarizi Ramadhan Kumpulkan Pentolan Tim Koalisi: Calon Pendamping Mulai Mengerucut!
Politisi PDI Perjuangan H Deni Romdhony yang juga anggota Komisis II DPRD Kota Tasikmalaya menyesalkan ketika Pemkot kembali merencanakan penataan di kawasan itu. Apalagi konsentrasinya melakukan pembenahan di sektor infrastruktur. “Itu tidak perlu, karena akan tambah mubazir,” terangnya.
Menurutnya, penataan pedestrian Jalan Cihideung untuk saat ini bukan sebuah hal yang mendesak. Apalagi dalam beberapa kesempatan Pemkot selalu mengaku dalam kondisi defisit anggaran. “Selalu bilang defisit, tapi malah melakukan hal mubazir,” ucapnya.
Sementara saat ini banyak hal yang harus menjadi prioritas perbaikan dalam hal infrastruktur. Salah satunya bangunan-bangunan kantor kelurahan yang kondisinya sudah rusak bahkan mengancam keselamatan. “Kalau melihat kondisi beberapa kantor kelurahan yang rusak, itu lebih layak menjadi prioritas,” ucapnya.
Selain itu, sebelum berpikir soal penataan Perestrian jalan Cihideung sebaiknya pemerintah melihat kondisi Pasar Rel. Menurutnya kondisi tempat tersebut sudah menjadi kawasan kumuh yang ada di pusat Kota Tasikmalaya. “Coba lihat area belakangnya, sudah sangat kumuh,” tuturnya.
Jika kawasan Jalan Pasar Rel bisa dibenahi pemerintah, akan menambah ruang lalu lintas untuk pengendara. Tentunya kemanfaatannya akan berdampak pada masyarakat secara umum. “Sekarang kan siapa pengendara mobil yang mau lewat situ, padahal kalau itu bersih bisa jadi jalur alternatif,” terangnya.
Jika memang Pemkot Tasikmalaya mau menata kawasan pedestrian Jalan Cihideung, fokuskan pada pemanfaatannya agar sesuai dengan fungsi. Karena perbaikan infrastruktur tidak akan berarti ketika pemanfaatannya tidak sesuai fungsi. “Kondisinya pasti tidak jauh seperti sekarang, mau diperbaiki seperti apapun infrastrukturnya,” pungkasnya.(rga)