PANGANDARAN, RADARTASIK.ID – Himpunan Mahasiswa Islam Indonesia (HMI) Komisariat Kabupaten Pangandaran memberikan penilaian kritis terhadap metode sosialisasi yang digunakan oleh Bakal Calon Bupati dan Wakil Bupati Pangandaran untuk Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2024.
Menurut HMI, sosialisasi melalui media sosial dan banner yang dilakukan oleh para bakal calon kurang diminati oleh masyarakat.
Ketua HMI Komisariat Pangandaran Asep Saepudin menjelaskan bahwa pendekatan yang mengandalkan media sosial dan banner sebagai cara branding personal figur bakal calon bupati dan wakil bupati tidak efektif.
Baca Juga:MAN 3 Tasikmalaya Kebakaran, Warga Berjibaku Padamkan Api dengan EmberSehari Dibutuhkan 20 Kantung Darah, PMI Kabupaten Tasikmalaya Siapkan Stok untuk Penderita Thalasemia
Asep menyatakan bahwa pemilih di Kabupaten Pangandaran cenderung lebih menyukai sosialisasi yang melibatkan pertemuan langsung dan bantuan sembako dari bakal calon.
Dia menilai masyarakat lebih memilih hal-hal yang langsung memberikan manfaat nyata daripada konten media sosial atau banner di pinggir jalan.
Lebih lanjut, Asep mengungkapkan bahwa masyarakat sebagai calon pemilih kini memiliki paradigma yang pragmatis, lebih memilih opsi yang secara nyata dapat memenuhi kebutuhan ekonomi mereka.
Dia merujuk pada hasil survei yang menunjukkan bahwa efektivitas media sosial dan banner dalam mempengaruhi pilihan pemilih sangat rendah.
Hasil penelitian yang melibatkan 1.500 responden menunjukkan bahwa hanya 15 persen pemilih yang merasa terpengaruh oleh kampanye di media sosial, sementara hanya 10 persen yang merasa terpengaruh oleh banner.
Asep menambahkan bahwa pemilih lebih cenderung mendukung figur yang secara langsung memaparkan visi dan misinya dalam pertemuan tatap muka dengan masyarakat.
Selain itu, rekam jejak calon, termasuk cara berkomunikasi dan konsistensi terhadap komitmen yang telah dijalin, juga menjadi faktor penting dalam menentukan dukungan.
Baca Juga:Dicky Candra, Bermodal Beken, Dukungan Politik Belum Keren250 Anak Bandung Raya Dikhitan Massal oleh bank bjb
Asep menekankan bahwa dukungan yang diberikan calon pemilih tidak selalu menjadi indikator pasti dalam menentukan pilihan di Tempat Pemungutan Suara (TPS). (Deni Nurdiansah)