TASIKMALAYA, RADARTASIK.ID – Sekolah Tinggi Ilmu Syari’ah Wal Aqidah (STISA) Ash Shofa Manonjaya Kabupaten Tasikmalaya menggelar seminar nasional Moderasi Beragama di Aula Asep Adnan Bumaeri, Kampus STISA, Jumat, 19 Juli 2024.
Tema yang diangkat dalam seminar tersebut adalah ”Membangun Doktrin dan Paradigma untuk membentuk Sosio Kultur Keagamaan di Indonesia yang Moderat.”
Kegiatan seminar ini dilaksanakan secara gratis dengan dihadiri oleh 215 orang peserta, dari elemen pelajar, mahasiswa, guru, dosen dan pimpinan pondok pesantren. Termasuk birokrasi, ormas Islam di antaranya NU, Muhammadiyah, Persis, PUI, MUI, DMI, FKUB, FKDT, Muslimat, BKMM, perwakilan pendeta, pastur, romo dan biksu.
Baca Juga:MAN 3 Tasikmalaya Kebakaran, Warga Berjibaku Padamkan Api dengan EmberSehari Dibutuhkan 20 Kantung Darah, PMI Kabupaten Tasikmalaya Siapkan Stok untuk Penderita Thalasemia
Ketua Pelaksana Seminar Nasional STISA Ash Shofa Manonjaya Kabupaten Tasikmalaya Jagat Rayana Lc MAg mengatakan, dalam seminar ini ada dua narasumber yang dihadirkan.
”Pertama ada Dr H Dedi Rostandi Lc MA dan pemateri kedua Dr KH Irfan Soleh SThI MBA,” terang Jagat kepada Radartasik.id.
”Seminar nasional ini menjadi salah satu ikhtiar kampus untuk menyosialisasikan, memberikan pemahaman untuk masyarakat dalam membentuk doktrin dan paradigma perbedaan dalam beragama atau moderasi beragama,” ungkap dia.
Bidang acara STISA Ash Shofa Manonjaya Tasikmalaya Muhammad Zamzam NM MPd menambahkan, dalam seminar nasional yang dilaksanakan STISA Ash Shofa ini, peserta mendapatkan sertifikat nasional.
”Alhamdulillah kegiatan seminar nasional ini mendapat respons yang baik dari dosen dan mahasiswa kampus lain. Bahkan ada yang berasal dari luar pulau Jawa, termasuk luar Tasikmalaya, seperti Riau, Solo, Semarang, Kendari dan lainnya,” ujar dia.
Dia menambahkan, tujuan seminar nasional ini, juga diharapkan mampu meminimalisir intoleransi. Jadi peserta bisa mengetahui cara dan bagaimana menghargai perbedaan dengan moderasi beragama.
”Seminar nasional ini juga bagian dari ikhtiar kami dalam pengembangan dan promosi kampus, STISA Ash Shofa yang sudah berdiri sejak 2013. Harapannya peserta lebih sadar dalam menghadapi berbagai perbedaan dengan toleransi,” tambah dia. (Diki Setiawan)