GARUT, RADARTASIK.ID – Kabupaten Garut memang terkenal dengan banyaknya objek wisata, salah satunya Pantai Selatan.
Namun Pantai Selatan Kabupaten Garut terkenal dengan ombaknya atau gelombangnya yang besar sehingga kebanyakan pantai tidak diperbolehkan untuk berenang.
Tak jarang banyak wisatawan yang nekat dan nyawanya terenggut karena tergulung ombak pantai selatan. Seperti halnya yang terjadi baru-baru ini di Pantai Karangpapak Kecamatan Cikelet.
Baca Juga:Wisatawan yang Tenggelam di Pantai Karangpapak Kabupaten Garut Akhirnya DitemukanSiap-Siap! Warga Desa Karangtengah Garut Bakal Segera Menerima Uang Ganti Rugi Tol Getaci
Ada dua orang wisatawan asal Bandung yang tergulung ombak karena nekat berenang terlalu jauh. Saat ini keduanya telah ditemukan dalam keadaan meninggal dunia.
Dengan banyaknya kejadian laka laut, Pemerintah Kabupaten Garut pun terus mengimbau masyarakat atau wisatawan tetap berhati-hati dan menaati segala aturan yang ada.
Penjabat Bupati Garut Barnas Adjidin mengatakan, untuk meminimalisir terjadinya laka laut perlu adanya kesadaran dari wisatawan itu sendiri.
”Yang pertama penyadaran masyarakat kita pemerintah sudah memberikan rambu-rambu,” ucapnya, Kamis, 18 Juli 2024.
Namun demikian, kadang banyak masyarakat atau wisatawan yang masih bandel dan tidak melihat rambu-rambu atau batas-batas yang sudah ditetapkan petugas.
Dengan adanya kejadian laka laut baru-baru ini, bukan tidak bisa dimitigasi. Namun perlu adanya kesadaran dari masyarakat dan upaya edukasi dari pengelola terkait rambu-rambu.
Barnas menerangkan sudah memerintahkan di tempat rekreasi khususnya pantai harus ada lifeguard.
Baca Juga:Hingga Hari Terakhir Pencarian, Korban Tenggelam di Pantai Karangpapak Garut Belum Ditemukan Tim Penataan Persiapkan Relokasi PKL Jalan Ahmad Yani ke Jalan Pasar Baru Garut
”Ada lifeguard yang bisa memantau terus masyarakat yang sedang berwisata,” ungkapnya.
Terkait banyaknya objek wisata yang belum dikelola pemerintah, memang pihaknya masih kekurangan personel, apalagi saat waktu-waktu tertentu tempat wisatanya tidak bisa terjangkau petugas.
Ke depan, sia menginginkan jika rambu-rambu peringatan yang ada terus disosialisasikan kepada masyarakat atau wisatawan.
”Harus lebih diedukasikan lagi agar masyarakat paham terhadap zona-zona yang bahaya,” tuturnya.
Barnas juga menyikapi terkait masih banyaknya dugaan pungutan liar (pungli) di tempat wisata. Perlu kolaborasi dengan TNI dan Polri.
”Kolaborasi khususnya dalam penindakan pungli kami mengharapkan nanti ada kerja sama dengan polres,” katanya. (Agi Sugiana)