TASIKMALAYA, RADARTASIK.ID – Atas nama penataan yang lebih rapi dan mengatasi kemacetan, lapak pedagang kaki lima (PKL) di trotoar Alun-Alun Dadaha ditertibkan pekan lalu. Namun penertiban itu menuai reaksi keras dari para pedagang.
Pemerintah punya kekuatan untuk mengeluarkan kebijakan dan mengimplementasikan kebijakan terkait ketertiban dan kenyamanan.
Tetapi pedagang juga punya ambisi untuk meraup untung sebanyak-banyaknya dengan berjualan di trotoar yang lebih mudah dijangkau pembeli. Apalagi Alun-Alun Dadaha baru diresmikan 22 Mei lalu yang menjadi daya tarik bagi pengunjung.
Baca Juga:Ivan Dicksan Mampu Ciptakan Partisipasi Publik, Sehari 5-7 Titik Didatangi untuk Penuhi Undangan Warga!Viman Alfarizi dan Politik Sedekah: Gabungkan Kekuatan Kawan, Lawan dan yang Abu-Abu untuk Memenangkan Pilkada
Penertiban pedagang yang dilakukan sebelumnya adalah momentum alias kesempatan bagi pemerintah untuk melanjutkan penataan PKL Dadaha. Meski tetapi cara ini disebut PKL sebagai cara halus untuk menggusur mereka.
PKL berkeinginan untuk melakukan audiensi dengan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Tasikmalaya dan juga Penjabat Wali Kota Tasikmalaya, Cheka Virgowansyah, secepat mungkin.
Para pedagang itu tak ingin, selamanya berpindah tempat ke lingkungan Gedung Gelanggang Muda (GGM) dan Gedung Creative Center (GCC).
Menyikapi permasalahan itu, Penjabat Wali Kota Tasikmalaya, Dr Cheka Virgowansyah mengaku bersedia jika diminta berdiskusi dengan para pedagang Dadaha.
“Iya dong. Itu (PKL) bagian dari masyarakat Kota Tasikmalaya. Mudah-mudahan nanti kita bisa mencarikan titik terang, untuk dikomunikasikan,” ucapnya kepada Radar, Rabu 17 Juli 2024.
Cheka menyadari keputusan menata ketertiban kawasan Dadaha tidak bisa menyenangkan semua pihak. Salah satunya adalah pedagang kaki lima yang harus pindah ke halaman GGM dan GCC.
Meski begitu, Cheka menyebut kenyamanan dan ketertiban di Dadaha adalah sebuah cita-cita.
Baca Juga:Ratusan Warga Indihiang Kota Tasikmalaya Dapat Bantuan Minyak Goreng GratisHarapan dan Keyakinan Dua Pengusaha Tekstil Tasikmalaya bagi Ivan Dicksan di Pilkada 2024
“Ya kita pasti tidak menyenangkan semua pihak. Tetapi ada kepentingan yang lebih jauh lebih besar, yaitu masyarakat Kota Tasikmalaya,” tandas Cheka.
Baginya, keputusan menertibkan PKL dari trotoar alun-alun itu sebagai upaya mengembalikan gelar Kota Resik sesungguhnya. Meski begitu Cheka menyebut, aparat penegak hukum tak bisa bekerja sendirian.
“Saya kira itu cita-cita seluruh masyarakat Tasik ya, kita ingin kota ini nyaman, bersih, kondusif dan sebagainya. Untuk itu saya butuh support dari semua pihak. Tidak mungkin Satpol-PP bisa bekerja sendiri. Oleh karena itu support dari pihak masyarakat, pihak media juga butuh,” katanya.