TASIKMALAYA, RADARTASIK.ID – Bangunan kantor Kelurahan Leuwiliang Kecamatan Kawalu sudah memprihatinkan. Secara fisik, kondisinya lebih mirip bangunan yang baru saja digoncang bencana gempa.
Pantauan Radartasik.id, kantor kelurahan tersebut berada di lokasi yang cukup terpencil dan jauh dari pemukiman warga. Atap bagian depan bangunan itu pun sudah porak-poranda mirip bangunan yang baru saja rusak akibat gempa.
Selain itu, sebagian plafon bangunan pun sudah copot di beberapa titik. Sehingga rangka kayu dan genteng bagian atap bangunan tersebut bisa terlihat jelas dari bawah.Lurah Leuwiliang Budi Hendarsyah mengakui bahwa bangunan kantor tempat kerjanya memang sudah memprihatinkan. Dia pun menunjukan bagian plafon yang sudah tidak lagi menempel dengan tembok dinding.
“Karena dindingnya sudah bergeser,” ujarnya.
Baca Juga:Politik Perasaan dan Dag-Dig-Dugnya Bakal Calon Wali Kota Tasikmalaya di Pilkada 2024!Belum Ada Inovasi Baru Untuk Parkir di Lingkungan Pedestrian Jalan Cihideung Kota Tasikmalaya
Ketika turun hujan, kata Budi, dengan kondisi atap yang rusak tentunya terjadi kebocoran. Khususnya di bagian teras, ruang utama dan ruangan kerjanya. “Sudah pasti bocor kalau hujan,” katanya.
Bangunan kantor tersebut dibangun pada tahun 2006 silam dan belum pernah ada renovasi. Tahun 2011 sudah terjadi kerusakan sedikit-sedikit dan pada akhirnya memiliki kondisi memprihatinkan seperti saat ini. “Rusaknya tidak langsung, tapi bertahap,” ucapnya.
Akibat dari kondisi bangunan yang rusak, memang pelalayanan kepada masyarkat tetap berjalan. Namun ketika ada kegiatan bersama warga, sekarang dia memilih untuk menggunakan bank sampah yang ada di lingkungan kantor. “Biasanya kalau ada pertemuan dengan warga suka di sini (ruang utama kantor kelurahan), sekarang dipindah ke Bank Sampah karena khawatir terjadi hal-hal yang tidak diinginkan (ambruk),” jelasnya.
Sebelum tahun 2017, pihak kelurahan sudah mengajukan perbaikan kepada Pemkot Tasikmalaya. Namun sampai sekarang belum ada realisasinya. “Tapi informasinya mau diprioritaskan tahun depan (2025), mudah-mudahan terealisasi,” ucapnya.
Di samping itu, pihaknya pun sudah mengajukan untuk pindah dan menyewa bangunan untuk jadi kantor kelurahan. Pasalnya dia pun khawatir bangunan ambruk dan mencelakakan pegawai dan warga yang datang untuk mendapat pelayanan. “Mending kalau terjadinya malam sedang kosong, kalau sedang jam kerja kan bahaya,” katanya.