MADRID, RADARTASIK.ID – Superstar Kylian Mbappe mengisahkan masa kecilnya saat diajak Zinedine Zidane ke Real Madrid, klub impiannya.
Sebelum dikenalkan Real Madrid ke publik pada Selasa, 16 Juli 2024, Kylian Mbappe hanya tidur selama satu setengah jam dan bangun dengan ketegangan untuk menikmati setiap detik hari itu.
Ia merasa penting untuk mengetahui segala sesuatunya karena momen itu akan dikenang seumur hidup.
Baca Juga:Nanang Permana Tetap Berkomitmen Maju untuk Melawan Herdiat Sunarya-Yana D Putra di Pilkada Ciamis 20243 Faktor yang Menguatkan Kans Koalisi PDI Perjuangan-PKS di Pilkada Kota Banjar
Pada hari besar di Santiago Bernabeu, Kylian Mbappe menunjukkan kegugupannya, menyatakan bahwa pertama itu adalah mimpi dan kemudian menjadi tujuan.
Sebagai seorang profesional, dia tahu dirinya dekat dengan impian itu dan yakin bahwa takdirnya adalah bermain di Real Madrid.
Bagi penyerang nomor 9 ini, hari itu seperti hari pertandingan tanpa pertandingan, dengan kegelisahan dan gemetar karena tekanan untuk menyenangkan keluarga barunya.
Setelah tujuh tahun menunggu, rumor, kemarahan, dan negosiasi panjang yang rumit, akhirnya tiba saatnya melihat Kylian Mbappe sebagai pemain baru Real Madrid di Santiago Bernabeu.
Pada tahun 2012, berkat dorongan dari Zinedine Zidane, Mbappe yang masih berusia 14 tahun dapat mengunjungi Kota Real Madrid.
Saat itu, dia bertemu dengan idolanya di dunia sepak bola, Cristiano Ronaldo dan Zidane.
Zidane dan Pekerjaan sebagai Pencari Bakat di Madrid
Sebelum menjadi pelatih yang memenangkan tiga Liga Champions berturut-turut, Zidane pernah menjabat sebagai pencari bakat untuk talenta muda di Real Madrid.
Baca Juga:Dihormati Real Madrid, Kylian Mbappe: Saya Melihat Keluarga Saya Bahagia, Ibu Saya yang Sedang MenangisDikenalkan Real Madrid, Kylian Mbappe Bicarakan Impiannya, Cristiano Ronaldo, Vinicius Junior, dan Endrick
Dia sangat ingin merekrut Mbappe ketika masih berusia 14 tahun. ”Hampir saja dia bergabung dengan Madrid, tetapi akhirnya dia pergi ke Monaco. Kami tahu bahwa dia sangat berbakat pada usianya,” ungkap Zidane seperti dikutip Marca.
Zidane menyadari bahwa Mbappe sangat berbakat pada usianya. Mbappe, yang masih muda saat itu, memutuskan untuk tetap di Prancis demi mendapatkan lebih banyak waktu bermain dan stabilitas yang akhirnya membuahkan hasil.
Mbappe mengingat momen itu sebagai pertemuan yang mengharukan dan tulus dengan pemain terbaik dalam sejarah Prancis, meski kesepakatan tidak tercapai dan ia memilih tetap di AS Monaco.