Kang Iip kemudian mulai membedah soal Kota Tasik. Kata dia, PDB Kota Tasik tahun lalu sekitar 10 T.
Artinya omzet atau uang beredar di Kota Tasik dalam 1 tahun sekitar 10 T. APBD-nya hanya sekitar 1,5 T tahun lalu.
”Uang yang dikelola Pemda hanya 15 persen dari seluruh uang beredar di warga Tasik. Maka sangat salah untuk mengandalkan pembangunan kota hanya kepada pemda. Dananya kecil! Dana warga justru jauh lebih banyak,” tandas Kang Iip.
Baca Juga:Sungmin Super Junior Umumkan Kabar Gembira, Akan Menjadi Ayah Setelah 10 Tahun PernikahanKolaborasi Menggebrak! Kim Jung Hyun, Sungyeol, dan Bintang Ternama Lainnya dalam Iron Family
Lanjutnya, Kota Tasik dengan potret dan postur anggaran seperti itu, maka kemajuan kota Tasik kuncinya ada di 2 aspek.
”Satu, pemkot yang bersih dan melayani. Kedua, warga yang guyub ingin hidupnya sejahtera dan kreatif,” ujarnya.
Maka forum-forum kewargaan seperti WAG Forsil ini, yakin Kang Iip, sangat penting dan fokus kepada bagaimana kita silih asah, silih asuh untuk kemajuan bersama.
”Tidak mengandalkan pemkot sekali lagi, biarkan pemkot hanya untuk pelayanan administrasi dan birokrasi asal jangan korupsi,” tegas Kang Iip.
”Saya pernah usul ke Ganjar (Ganjar Pranowo, red) waktu itu agar kata ‘Pemerintah’ itu mulai diganti. Kata ‘pemerintah’ itu berbau kolonial feodal. Pemerintah seperti tukang perintah!” tukas pemilik usaha tambang terbesar di sebuah negara di Amerika Latin ini.
Usul itu disampaikan Kang Iip kepada Ganjar Pranowo tahun lalu. Salah seorang Calon Presiden RI yang diusung PDI Perjuangan.
Istilah ‘pemerintah’ ternyata Kang Iip merasa terusik sekali. Sebab istilah “pemerintah”, “pemerintahan” itu digunakan sebagai istilah baku bagi padanan kata dalam English “government”.
Baca Juga:Mantan Kep1er, Yeseo dan Mashiro Siap Menggebrak dengan Girl Group Baru, MADEINKlub-Klub Eropa Tak Ada yang Berani Boyong Bintang AC Milan Senilai Rp 3 Triliun
”Secara harafiah kata ‘pemerintah’ bisa dimaknai ‘pemberi perintah’ atau bahkan ‘tukang perintah’. Agak berbau paradigma lama, berbau feodal,” begitu alasan Kang Iip merasa terusik.
”Ke depan apa tidak (lebih) baik jika kita mengganti istilah ‘pemerintah’ dengan istilah lain yang mencerminkan tupoksi ‘government’ yaitu pemimpin (leader), pembimbing (guide), pengatur (administrator) dan pelayan (servant),” wacana Kang Iip.