PKL Dadaha Minta Diberi Kesempatan Jualan di Trotoar Seminggu Sekali, Ini Alasannya!

PKL dadaha
Pedagang membersihkan bekas tempat berjualan mereka di Alun-Alun Dadaha Senin 15 Juli 2024. (Ayu Sabrina/Radartasik.id)
0 Komentar

TASIKMALAYA, RADARTASIK.ID – Pedagang kaki lima (PKL) yang biasa berjualan di atas trotoar Dadaha ingin tetap berjualan di trotoar Dadaha, meski larangan sudah digalakkan sejak Kamis, 11 Juli kemarin.

Mereka yang terhimpun dalam Forum Koordinasi Pengelolaan Dadaha Tasikmalaya (Forkopdatas) ingin tetap diberi keleluasaan untuk berjualan di atas trotoar khususnya hari Minggu.

Ketua Forkopdatas, Ade Cundiana (Acun), menerangkan bahwa sebelum kembali berjualan di trotoar pada Sabtu  sore 13 Juli 2024, pihaknya  sudah berkomunikasi dengan petugas Satpol-PP. Para pedagang memaksa tetap berjualan seperti biasa di atas jalur pejalan kaki tersebut.

Baca Juga:Ivan Dicksan Mampu Ciptakan Partisipasi Publik, Sehari 5-7 Titik Didatangi untuk Penuhi Undangan Warga!Viman Alfarizi dan Politik Sedekah: Gabungkan Kekuatan Kawan, Lawan dan yang Abu-Abu untuk Memenangkan Pilkada

“Sebelumnya kita sudah katakan ke Pol PP, boleh atau tidak boleh, malam Minggu dan hari Minggu kami akan berjualan di depan. Itu sudah harga mati,” jelasnya kepada Radar, saat ditemui usai aksi bersih-bersih di Dadaha, Senin 15 Juli 2024.

Menurutnya memindahkan pedagang tanpa adalah ketidakadilan. Sebab Pemerintah Kota Tasikmalaya memindahkan mereka tanpa menjelaskan alasan yang konkret.

“Jangan beralasan karena macet, sebab itu nyatanya tidak begitu parah lah. Wajar hanya ramai lancar. Hingga saat ini menerangkan ke kami dasarnya di surat atau di aturan apa tidak tertulis,” ungkap dia.

Acun menerangkan alasan para pedagang menolak berjualan di halaman parkir Gedung Gelanggang Muda (GGM) dan Gedung Creative Centre (GCC) adalah kurangnya pembeli.

Hal itu membuat pendapatan mereka menurun drastis. Lain halnya dengan berjualan di pinggir jalan yang lebih mudah mendapatkan pembeli.

“Ini fakta bukan saya mengada-ada, pedagang mengeluhkan sepi pembeli. Pendapatan berkurang signifikan kalau mereka pindah. Bahkan sampai ada yang meminjam ke tiga kosipa. Itu fakta. Makannya tolonglah agar malam Minggu dan Minggu jadi momen yang memang terbiasa ramai. Untuk Senin sampai Jumat kami bisa usahakan mengkoordinir pedagang untuk ke dalam,” lanjut Acun.

Tidak ingin situasi itu berlarut, Acun dan pedagang lainnya berencana melakukan audiensi ke DPRD Kota Tasikmalaya hingga Penjabat Wali Kota Tasikmalaya, Dr Cheka Virgowansyah. Mereka ingin meminta solusi atas usaha yang mereka jalankan di Dadaha.

0 Komentar