TASIKMALAYA, RADARTASIK.ID – Dua hari setelah pedagang kaki lma (PKL) di sekitar Dadaha direlokasi, tampak beberapa pengunjung memarkir sepeda motor di trotoar bekas pedagang.
Bahkan hingga ke badan jalan. Pemandangan ini sebagaimana terlihat pada Jumat siang 12 Juli 2024.
Namun dengan sigap, personel Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol-PP) turun dari mobil komando untuk meminta pemilik memindahkan sepeda motornya.
Baca Juga:Harapan dan Keyakinan Dua Pengusaha Tekstil Tasikmalaya bagi Ivan Dicksan di Pilkada 2024Hj Nurhayati Srikandi Politik, "Kado Istimewa" DPP PPP untuk Kota Tasikmalaya
Sayang mereka tidak menemukan sang pemilik, hingga akhirnya kendaraan roda dua itu terpaksa digotong ke tempat lain.
“Ini punya siapa? Tidak boleh di sini,” kata seorang anggota berseragam krem tersebut.
Kehadiran para petugas yang mengenakan seragam polo warna krem itu nyaris tak digubris. Beberapa pengunjung Dadaha tetap melanjutkan aktivitas mereka. Seperti berjalan kaki, senam, hingga ada yang tengah melakukan sesi fotografi.
Anggota Satpol-PP pun tampak kesulitan, membujuk para ibu yang tengah senam menggunakan musik kencang saat itu. Mulai dari sepeda motor, motor listrik, hingga sepeda listrik, terpaksa diangkut menuju ke tempat parkir seharusnya.
Sontak proses pemindahan beberapa kendaraan itu, membuat lalu lintas sekilas terhambat. Apalagi, yang terparkir di badan jalan hingga melewati garis putih pembatas jalan.
Pengunjung berpendapat, jelas hal tersebut bisa terjadi. Lantaran ruang yang kosong itu tampak memberikan kesempatan bagi pengunjung untuk memarkirkan kendaraanya.
Terlebih berdasarkan pantauan Radar, tarif parkir yang dikenakan di area Alun-Alun Dadaha itu, mulai dari Rp 2000 hingga Rp 3000 untuk roda dua.
Baca Juga:Manuver Partai Golkar: Berikan Tugas ke Soedarsono untuk Maju PilkadaYanto Oce, Konsolidasi Lebih Awal, Posisi Politik Paling Terjal, Memantulkan Kekuatan Mental!
“Ya sekarang memang kosong, tidak ada pedagang. Tetapi ya ini dipakai parkir. Ini kan gratis deket lagi langsung ke lapang sini. Daripada bayar kan jauh juga harus jalan dulu,” kata Dela Muslimah (21), seorang warga Bungursari.
“Di sini dikasih karcis parkir tiga ribu pas saya bilang biasanya dua ribu ya bisa sih jadi ditawar juga,” lanjutnya.
Perempuan yang hampir setiap hari ke Dadaha untuk menawarkan jasa foto itu, mengaku senang jika muka Alun-Alun Dadaha Tasikmalaya bersih dari PKL, parkir, atau bahkan sampah.