CIAMIS, RADARTASIK.ID – Wilayah Gunung Sawal merupakan salah satu habitat hewan liar di wilayah Kabupaten Ciamis. Namun belakangan ini satwa liar di wilayah itu turun ke pemukiman warga. Salah satunya macan tutul yang beberapa kali kedapatan warga berkeliaran di sekitar pemukiman pada malam hari. Fenomena itu sudah terjadi sejak 21 Juni 2024.
Kepala Bidang Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Wilayah III BBKSDA Jawa Barat, Andi Witria Rudianto, membenarkan seekor macan tutul dari Gunung Sawal terlihat beberapa kali turun ke permukiman warga. Usaianya masih usia remaja. Diperkirakan sekitar 3 tahunan.
“Kita pun tidak tinggal diam, sejak 21 Juni melakukan ronda, penyuluhan, patroli. Tentunya untuk menjaga warga dan melindungi macan tutul,” katanya kepada Radar, Jumat 12 Juli 2024.
Baca Juga:Harapan dan Keyakinan Dua Pengusaha Tekstil Tasikmalaya bagi Ivan Dicksan di Pilkada 2024Hj Nurhayati Srikandi Politik, "Kado Istimewa" DPP PPP untuk Kota Tasikmalaya
Macan tutul sendiri masuk dalam kategori satwa liar yang dilindungi. BKSDA Wilayah III berkewajiban menangani masalah turun gunungnya macan tutul itu ke pemukiman warga.
Agar masyarakat tetap merasa aman dan macan juga tidak berkurang populasinya.
Andi memperkirakan turunnya macan tutul ke pemukiman warga itu karena hewan buas tersebut tengah belajar berburu.
Ia tidak yakin kalau macan tutul itu ‘turun gunung’ karena kurangnya pasokan makanan atau kekeringan di kawasan hutan.
“Macam tutul turun ke permukiman warga ini bukan serta merta akibat ketersediaan air atau mangsa berkurang di hutan. Akan tetapi bisa jadi karena belajar berburu,” ujarnya.
Di sisi lain populasi macan tutul di Gunung Sawal juga menurutnya hingga saat ini masih terjaga. BKSDA telah merilis sekitar 11 ekor macan tutul di sana dan jumlah itu menurutnya tidak over populasi.
Melihat strata macan tutul dari dewasa, remaja, dan anak, ia berkesimpulan Gunung Sawal merupakan habitat terbaik untuk perkembangan macan tutul.
Baca Juga:Manuver Partai Golkar: Berikan Tugas ke Soedarsono untuk Maju PilkadaYanto Oce, Konsolidasi Lebih Awal, Posisi Politik Paling Terjal, Memantulkan Kekuatan Mental!
“Kalau yang terekam dari ekspedisi sawal ada enam ekor macan tutul,” katanya.
Apalagi untuk memasuki kawasan suaka margasatwa ini melewati kawasan hutan perhutani, hutan rakyat, perkebunan warga, baru ke permukiman warga. Ia pun menjelaskan bahwa sejak 7 Juli hingga saat ini macan tutul itu tidak muncul kembali.