Sementara itu, Sintya Putri Rahayu mengaku pernah mengikuti seleksi jambore nasional di tahun 2023 lalu. Sayangnya, pada saat itu nasib belum memihak padanya.
”Saya tidak menyerah. Saya coba lagi mengikuti seleksi JNGH tahun 2024 kali ini dengan judul Sustainable Future: Inovasi Baru Menuju Sekolah Bebas Sampah Styrofoam untuk Indonesia Emas 2024,” ungkapnya.
Untuk pembuatan video kampanyenya, dia memilih tema yang sama dengan judul Inilah Aksiku untuk Lingkungan Sekolahku.
Baca Juga:Pemerintah Desa Cintaraja Terima Hibah Aplikasi Pengarsipan Digital Ciptaan Mahasiswa Universitas BSIBea Cukai Tasikmalaya Fasilitasi UMKM Berdaya Saing Global, Realisasi Penerimaan Sudah Mencapai 55 Persen
Sintya menuturkan sampah styrofoam ini banyak ditemukan di sekolah-sekolah terutama dipakai untuk bungkus jajanan.
Menurut dia, saat ini Indonesia tengah menghadapi masalah darurat sampah styrofoam.
”Berdasarkan data LIPI di 18 kota, ditemukan sebanyak 0,27 sampai 0,59 juta ton sampah masuk ke laut. Bukan hanya itu, akumulasi sampah styrofoam ini tidak hanya mencemari lingkungan sekolah dan sekitarnya, tapi juga berpotensi menyebabkan penyumbatan saluran air yang dapat berujung pada banjir,” tuturnya.
Untuk menghadapi Jambore Nasional nanti, ia telah melakukan beberapa hal di antaranya menyiapkan berbagai berkas yang diperlukan seperti membuat surat sehat dan surat izin dari sekolah.
”Dan tentunya pendanaan ya. Karena kalau dilihat cukup jauh di Kalimantan Selatan. Mental dan pembelajaran juga harus dipersiapkan soalnya nanti akan agak tertinggal beberapa hari,” ujarnya.
Ia berharap dengan mengikuti kegiatan ini dapat menginspirasi dan mengajak orang lain menjadi pelopor dalam menjaga dan melestarikan lingkungan sekitarnya. (Fitriah Widayanti)