TASIKMALAYA, RADARTASIK.ID – Kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kota Tasikmalaya masih terus bermunculan. Sepanjang, tahun 2024, sudah ada 3 orang yang meninggal karena serangan dari gigitan nyamuk tersebut.
Berdasarkan data Dinas Kesehatan Kota Tasikmalaya, sejak Januari sampai 7 Juli 2024, tercatat ada 1.164 kasus DBD. 3 di antaranya meninggal dunia karena kondisinya yang tergolong berat.
Kabid Pencegahan dan Pencegahan Penyakit (P2P) Dinkes Kota Tasikmalaya dr Asep Hendra menerangkan kasus baru DBD muncul hampir setiap hari. Saat ini masih ada puluhan pasien yang masih dalam perawatan di rumah sakit. “Yang masih di rawat ada 20 kasus di beberapa rumahs akit di Kota Tasikmalaya,” ungkapnya kepada Radar, Rabu (10/7/2024).
Baca Juga:1.469 PJU Rusak, Dishub Kota Tasikmalaya Beralasan Minim AnggaranGebrakan Yanto Oce, Resmi Diusung PKB Melalui SK Pencalonan Pilkada Kota Tasikmalaya 2024
Angka tersebut merupakan data pasien yang sudah tervalidasi melalui pemeriksaan laboratorium. Sehingga jumlahnya belum termasuk pasien yang statusnya masih gejala, sekalipun indikasinya DBD. “Ini (jumlah tecatat) yang memang sudah tegak diagnosisnya dan sudah dipastikan dengan pemeriksaan laboratorium,” terangnya.
Sebagai pencegahan, Dinkes sudah kerap menyosialisasikan gerakan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN). Di antaranya yakni rajin membersihkan tempat penampungan air dari mulai bak mandi, wadah penampung air disepenser, lemari es dan lainnya.
Dijelaskan dr Asep, secara nasional kasus DBD memang saat ini sedang mengalami peningkatan. Hal ini dampak dari el nino dan masuknya pancaroba di seluruh nusantara. “Seluruh Indonesia memang sedang meningkat kasusnya karena perubahan iklim,” tuturnya.
Dari informasi yang dihimpun Radartasik.id, meningkatnya kasus DBD memberikan kekhawatiran bagi warga yang mengalami demam. Terlebih jika indikasinya sudah mengarah kepada DBD.
Terkait hal itu, dr Asep mengimbau agar masyarakat bisa sesegera mungkin menjalani pemeriksaan kesehatan ketika mengalami demam. Khususnya ketika suhu tubuhnya tidak wajar dan mengarah pada indikasi DBD. “Segera periksa ke fasilitas kesehatan, supaya ditangani secara medis,” ucapnya.
Salah seorang warga Jalan Ir Djuanda Kecamatan Bungursari, Gumilar (47) mengatakan bahwa anak dan istrinya saat ini harus dirawat di rumah sakit karena gejala DBD. Sementara ini belum ada hasil laboratorium yang memastikan keluarganya itu terserang DBD, namun membuatnya cukup khawatir. “Mudah-mudahan saja bukan DBD,” tuturnya.(rga)