”Santai saja. Nanti saya ngobrol dengan dia. Nggak akan ngerti juga bahasa China. Saya juga nggak ngerti. Dia pakai alat penerjemah. Selalu bawa,” terang senior itu.
Muncul juga tamu mantan pejabat itu. Lalu berselang setengah jam tiba orang Tiongkok.
Pria dengan penampilan biasa-biasa saja. Dia ditemani asistennya. Juga penampilannya begitu sederhana.
Baca Juga:Kompetisi Instruktur Safety Riding Honda, Pertarungan Sengit Para Ahli Berkendara234 Jemaah Haji Kloter 33 Asal Kota Banjar Tiba, Satu Jemaah Wafat di Makkah
Untuk tamu senior yang pengusaha kelas dunia, saya berasumsi tamunya yang dari Tiongkok juga kelas pengusaha. Penampilan berjas necis dengan rambut klimis.
Seperti gambaran yang sering saya lihat di film-film Mandarin. Memang lain film lain dunia nyata. Tiongkok tamu teman saya mirip orang-orang kebanyakan.
Mesin penerjemah itu memang selalu dibawa pria Tiongkok ini.
Selama berada di Indonesia mesin penerjemah tersebut jadi penghubung komunikasinya.
Berkat mesin penerjemah itu semua orang yang ingin ditemuinya tidak sulit diajak komunikasi.
Sekalipun yang diajak bicara menggunakan bahasa suku. Semisal bahasa Sunda atau Jawa.
Mesin penerjemah itu seukuran telepon genggam. Hanya lebih tebal.
Bentuknya hitam. Cara mengoperasikannya sangat mudah.
Ketika berbicara cukup ditekan salah satu tombol perekam suara.
Setelah selesai bicara tombol dilepas. Lalu akan muncul di layarnya sederet kalimat yang tadi direkam itu dalam bahasa lawan bicara.
Saya pun mencoba mesin penerjemah itu. Menekan tombol perekam suara.
Saya bicara dalam bahasa Sunda halus.
Setelah selesai bicara saya lepas tombol perekam.
Mesin penerjemah saya serahkan ke pria Tiongkok itu.
Dia tersenyum saat menerima kembali mesin itu dari saya.
Matanya menatap layar di mesin penerjemahnya. Apa yang saya ucapkan itu sudah jadi sederet kalimat dalam tulisan mandarin.
Senyumnya tersungging. Matanya terlihat berbinar.
Baca Juga:Polbangtan Bogor Hadirkan Solusi Hadapi Darurat Pangan di IndonesiaTegas, Disdik Jabar Menganulir Dua Calon Peserta Didik Baru yang Memanipulasi Nilai Rapor
Lalu terdengar mesin penerjemah itu membaca tulisan di layar dengan bahasa mandarin.
Dia kemudian menekan tombol perekam. Berkata dalam mandarin.
Mesin penerjemah diserahkan kepada saya.
Di layarnya muncul bahasa Sunda halus. Saya pun geleng kepala. Dibuat merasa sangat wow!
Saya tertarik sekali dengan mesin penerjemah milik pria Tiongkok itu.