Kemudian, Agustiana pun menyoroti terkait sengketa tanah sekitar 14 ribu hektare yang merupakan warisan saat masih menyatu dengan Kabupaten Ciamis. Kala itu proses sedang berjalan diselesaikan di Ciamis, namun ketika sudah Pangandaran mekar tidak ada progres lagi. “Alhamdulillah sekarang sudah berproger oleh SPP dan tinggal dilegalisir saja. Ketika sengketa tanah ini selesai jelas akan berdampak terhadap kesejahteraan petani dan masyarakat juga,” ucapnya.
Kemudian, kata dia, tinggal bagaimana bupati ke depan ini bisa memanfaatkan lahan tersebut dengan program-program yang bisa meningkatkan perekonomian warga. “ Itu bakal menimbulkan efek yang dahsyat, baik ke desa dan pemda serta masyarakat.
Dengan membebaskan tanah ini, pemda sudah memberikan kontribusi kepada rakyat. Kalau diambil pajaknya saja sudah sangat luar biasa bagi PAD,” ucapnya, menjelaskan.
Baca Juga:Universitas Mayasari Bakti Kunjungi Bandara Wiriadinata Tasikmalaya, Ajak Mahasiswa Kenali Dunia PenerbanganAktivis Pro Demokrasi Agustiana: Jangan Tertipu Pencitraan Kandidat, Pilih Pemimpin Harus Tahu Sejarahnya
Kemudian, kata dia, untuk nelayan pun harus benar-benar diperhatikan oleh pemerintah dalam berbagai sektornya. “Para nelayan ini harus mendapatkan kesejahteraannya di tengah suburnya laut Pangandaran,” ucapnya.
“Pangandaran ini seharusnya rakyat bisa makmur dari berbagai sektornya, sekarang malah terbalik dan lebih terkesan memprioritaskan pengusaha,” ucapnya, menjelaskan.
Sedangkan soal pinjaman pemerintah daerah yang sedang ramai, kata Agustiana, hal tersebut lebih kepada manajemen keuangan yang salah atau keliru. “Kalau tidak ada kesalaha manajemen uang itu kepakai untuk mengantisipsi covid, tapi pemda dan pusat sampai hari ini tidak membahas sampai tuntas berapa yang harus diganti. Karena banyak yang mangkrak program atau proyek karena covid,” ujarnya, menjelaskan.
Agustiana berharap dalam pilkada serentak kali ini, siapa pun yang dipilih harus bisa mewujudkan ekspektasi masyarakat tentang Pangandaran. “Kepada calon bupati atau bupati ke depannya saya ingatkan untuk menyelesaikan persoalan-persoalan ini. Ini masalah klasik, namun jika tidak diselesaikan dapat menghambat kemajuan Pangandaran,” ucapnya.
“Siapapun bupati ke depan, kalau polanya tidak menyentuh hal tersebut akan semakin parah, kondisi lama aja rugi akan semakin sakit dan korbannya yaitu rakyat,” pungkasnya.