TASIKMALAYA, RADARTASIK.ID – Seorang siswi SMP asal Sukarindik Kecamatan Bungursari, Azka Denia Putri (16) sedang waswas akan masa depan pendidikannya. Sistem PPDB membuat pelajar berprestasi tersebut terancam tidak bisa melanjutkan ke SMA alias putus sekolah.
Sistem PPDB yang menghambat pendidikan anak bukan isapan jempol untuk Azka Denia Putri. Setelah peluang tertutup di jalur zonasi, jalur prestasi pun dia tidak lolos tanpa adanya transparansi.
Azka merupakan siswi SMPN 16 Kota Tasikmalaya yang tahun ini menghadapi pelulusan. Remaja putri yang bercita-cita menjadi dokter itu pun berkeinginan untuk melanjutkan pendidikannya ke jenjang SMA.
Baca Juga:Ngopi Cantik Viman-Nurhayati, Duo Kandidat Politisi Papan Atas di Pilkada Kota TasikmalayaDianggap Berbeda, PAN Menunggu Pembuktian Ihsan Riyadi di Pilkada Kota Tasikmalaya
Putri sulung dari Mia Kurniasih (40) itu pun membidik SMAN 2 Tasikmalaya untuk melanjutkan pendidikannya. Bukan semata karena sekolah favorit, namun di Kecamatan Bungursari tidak ada SMA negeri dan sekolah yang berlokasi di Jalan RE Martadinata tersebut tergolong paling terjangkau secara jarak.
Dalam proses PPDB, Azka tidak bisa masuk melalui jalur zonasi mengingat rumahnya berjarak 1,6 km dari sekolah. Sedangkan batas penerimaan system zonasi sekolah tersebut ada di jarak sekitar 1,3 km.
Tidak menyerah, Azka pun menempuh jalur prestasi karena secara akdemis prestasinya di kelas tergolong baik. Dia pun pernah menjuarai berbagai kompetisi di bidang tarik suara yang memang menjadi hobinya.
Saat uji kompetensi di bidang tarik suara Senin 1 Juli 2024, Azka cukup percaya diri mengingat peserta lainnya banyak yang drop secara mental. Namun saat pengumuman di tanggal 5 Juli 2024, namanya tidak muncul di daftar siswa yang diterima lewat jalur prestasi. “Ternyata saya enggak lolos,” ujarnya ketika ditemui di salah satu warung di Jalan RE Martadinata, Senin (8/7/2024).
Rasa kecewa tidak bisa dia pungkiri, karena peserta lain yang pada saat uji kompetensi mengalami drop justru lolos. Secara prestasi pun dia tahu bahwa peserta tersebut meraih juara harapan saat dia menduduki juara di salah satu lomba. “Yang pas ujikom sampai nangis karena kesulitan bernyanyi ternyata lolos,” ungkap penyanyi remaja yang kerap mengisi live music di beberapa kafe itu.